Sejarawan: “Keteladanan Pak Natsir Adalah Kesederhanaan”

Sejarawan Dr Anhar Gonggong dalam Diskusi Publik ‘Menolak Lupa: Peringati Mosi Integral Natsir, 3 April 1950, Hadirkan NKRI’, Senin (3/4/2017), yang digelar Fraksi PKS di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta. (MNM/salam-online)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ditahun ke-68 utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena jasa tokoh Islam dan Pahlawan Nasional Dr Mohammad Natsir dengan Mosi Integralnya.

Sejarawan Anhar Gonggong, menceritakan sosok Mohammad Natsir. Selain sebagai tokoh Proklamator NKRI yang dikenal ulung dalam ilmu agama dan diakui keberadaannya oleh dunia, dia juga seorang yang sederhana, meski jabatan dan kekuatan politiknya cukup besar.

Anhar bercerita, bahwa saat menjabat Perdana Menteri, Natsir tidak segan menggunakan jas yang sudah ditambal. Anhar pun menganggap hal itu patut dijadikan teladan saat ini.

Baca Juga

“Keteladanan Pak Natsir adalah kesederhanaan. Ini gak tahu kalau menteri-menteri sekarang,” ujar dia saat menghadiri diskusi publik yang digelar Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bertema “Menolak Lupa: Peringati Mosi Integral Mohammad Natsir menghadirkan NKRI”, pada senin (3/4) di Gedung Nusantara I Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta.

Mohammad Natsir juga dikenal sebagai tokoh yang produktif di usia muda. Saat mengupayakan Mosi Integral misalnya, M. Natsir saat itu masih berusia 42 tahun. Belum lagi saat ia masih menginjak usia dua puluhan tahun, Natsir tercatat sering beradu argumen dengan Soekarno.

Di usia muda yang produktif itu, Anhar berharap anak muda Indonesia bisa mengambil contoh. “Anak-anak muda, bahwa ide-ide Indonesia ini adalah karena anak muda,” ujarnya. (MN Malisye/salam-online)

Baca Juga