Awas, Skenario Rusuh dan Berdarah Demo Tolak Penaikan Harga BBM

Jakarta (salam-online.com): Ketika pasukan TNI dilibatkan dalam ‘menyambut’ aksi demo besar menolak penaikan harga BBM 27 Maret ini, sejumlah kalangan menyatakan bahwa itu melanggar konstitusi. Namun Menkopolhukam Joko Suyanto membantah. Dia bilang, TNI tidak difungsikan menangani aksi demo, melainkan untuk menjaga aset Negara. Penanganan aksi demo tetap oleh polisi.

Toh publik tak percaya begitu saja. Ketakutan Presiden SBY ditengarai menjadi penyebab dihadirkannya pasukan TNI—meskipun saat ini SBY sedang di luar negeri. Tapi satu hal, seperti dikatakan mantan Jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid, Adhi Massardi, bahwa ada skenario untuk membuat  demo hari ini berubah menjadi anarkis dan berdarah, sehinggah ada alasan aparat keamanan untuk membubarkan aksi ini.

Jika benar, sesungguhnya ini adalah skenario cara lama. Kehadiran TNI di aksi demo penaikan harga BBM kali ini, memang tak biasanya—jika tak bisa dibilang lebay. Paranoid yang berlebihan terhadap demo tolak penaikan harga BBM ini menunjukkan ada “sesuatu hal” yang disembunyikan. Ketidaklogisan policy yang sebenarnya makin menyengsarakan rakyat ini, jelas sangat dipaksakan.

Sejumlah pendapat para pakar ekonomi yang menyatakan bahwa masih banyak opsi untuk tidak menaikkan harga BBM, tak digubris. Dengan pengetatan anggaran (tidak dihambur-hamburkan oleh pemerintah, DPR, yudikatif)), tidak dikorup, peningkatan pemasukan pajak yang tidak dikorup, dan sebagainya, sebenarnya tak perlu menaikkan harga BBM—yang berakibat menyengsarakan rakyat.

Unsur dipaksakannya penaikan harga BBM makin kentara, manakala pasukan TNI dilibatkan. Maka, dugaan adanya skenario untuk menjadikan aksi demo hari ini menjadi anarkis dan berdarah, bukanlah sekadar dugaan. Tapi dengan kehadiran pasukan TNI, jelas dikesankan aksi demo akan anarkis dan seakan kemungkinan terjadi revolusi sosial yang berakibat turunnya Presiden SBY, justru membuat rakyat takut. Kalangan warga keturunan seakan ditakuti akan terjadi aksi anarkis yang berdarah, sehingga membuat mereka takut, lalu menutup tokonya.

Baca Juga

Maka, lihat saja, hari ini, di Jakarta jalanan lengang, tak macet. Rupanya banyak yang tak ngantor.  Para supir taksi dan angkutan umum lainnya tadi malam menyatakan tak melakukan aktivitas hari ini. Kebanyakan mereka lebih baik mengistirahatkan kendaraannya, karena dihantui rasa takut demo akan rusuh.

Maka, jika demo hari ini disusupi oleh para provokator sehingga benar-benar rusuh dan berdarah, baik di Jakarta maupun di sejumlah daerah, itu bukanlah dugaan tanpa alasan. Karenanya, sudah semestinya, para pendemo dari berbagai  elemen bangsa, lebih waspada. Sebab, jika skenario ini menjadi kenyataan, sehingga ada alasan untuk membubarkan dan “mematikan” aksi demo, maka yang rugi adalah rakyat dan bangsa ini pada umumnya, lantaran gagal memperjuangkan aspirasi rakyat untuk menolak penaikan harga BBM!

Dan, rusuh demo tolak penaikan harga BBM seakan sudah “pemanasan” di Medan, kemarin (26/3/12). Seorang peserta aksi demo ditembak peluru karet! Sejumlah korban luka berjatuhan, baik di pihak pendemo maupun aparat polisi. Bagaimana demo hari ini, yang dikabarkan besar-besaran? Kita hanya berharap yang terbaik bagi rakyat dan bangsa ini.

Foto: demo rusuh tolak penaikan harga BBM (26/3/12) di Medan (tribunnews)

Baca Juga