Spanduk Provokatif Direbut, Pontianak Kondusif

salam-online.com:  “FPI adalah bagian dari umat Islam, mereka yang mengganggu FPI, berarti mengganggu umat Islam.  Umat Islam tidak ada menyerang, namun diserang duluan!”

Meskipun begitu, masyarakat Muslim tetap menawarkan dibukanya dialog. “Kami meminta Cornelis selaku ketua DAD Kalbar bukan selaku gubernur untuk hadir, Ibharim Banson, Pak Barnabas Simin, Yakobus Kumis, Yusuf Undun, David Undun, Drs. Hanis Rafael, Seluruh sultan di Kalimantan Barat, serta elemen umat Islam yang hadir dalam pertemuan sebelumnya, yakni FUI, FKUB, dan sebagainya untuk duduk kembali merundingkan permasalahan ini,” tegasnya.

Shalat Jum’at Seperti Perang

Masyarakat Muslim di daerah Ambawang, yang berdekatan dengan komunitas Dayak melakukan shalat Jum’at secara bergantian, sebagian berjaga-jaga ketika sebagian yang lain sedang melaksanakan shalat Jum’at. Khutbah yang disampaikan pun sengaja dipersingkat. Mengenai hal itu seorang warga Muslim menjelaskan, “Pernah kejadian di Ambawang, kita shalat jum’at, dia (dayak) pergi membakar… Ini bukan untuk mengompori umat Islam.. namun kami hanya mengantisipasi.. jangan lengah, satukan barisan…”

Aparat Diminta Tegas

“Mari pihak kapolda, harus independen, dan benar-benar menegakkan hukum. Haq ya haq, batil ya batil! Sampai sekarang saja, kejadian pembakaran di daerah Ambawang oleh masyarakat dayak belum diusut tuntas,” terangnya lagi.

Baca Juga

Ini hanya perbuatan segelintir masyarakat Dayak

Mengenai berita yang beredar luas di masyarakat, maka FPI Pontianak mengklarifikasi bahwa aksi masyarakat dayak kemarin tidak mewakili masyarakat dayak secara sepenuhnya.  ” Ada Drs. Hanis Rafael yang merupakan tokoh adat dayak yang sangat dihormati, dia justru menolak dengan aksi-aksi seperti ini.  Dia sangat menyesalkan hal ini bisa terjadi. Jelas ini adalah perbuatan oknum, bukan masyarakat dayak secara keseluruhan. Selama 10 tahun FPI ada di Pontianak ini, kami bersama umat Islam tidak pernah mengganggu acara Gawai Dayak, tidak pernah mengganggu kegiatan mereka. Ada oknum yang sengaja memanfaatkan, dan kedatangan Habib Rizieq mempunyai nilai jual untuk itu,” terang Ust. Ali Muntahar

Berhasil Direbut, Pontianak Kondusif

Pada Kamis sore, ketika blokade polisi dibuka. Masyarakat Muslim lalu bergerak dan sweeping mencari oknum-oknum dayak yang mengganggu kaum Muslimin. Hal itu dilakukan hingga ke pusat konsentrasi massa Dayak di rumah betang. Dalam aksi itu, dua orang pengacau dikabarkan terluka dan seorangnya lagi kritis. Bahkan ratusan para pengacau tersebut yang sempat meneror kaum Muslimin di jalanan pada pergi keluar kota. Dan dipastikan bahwa dari pihak kaum Muslimin hanya ada satu orang yang terluka ringan karena terjatuh. Spanduk yang bertuliskan kalimat provokasi yang sebelumnya diarak oleh ratusan oknum dayak, kini berada di tangan kaum Muslimin.

salam-online.com/arrahmah.com

Allahu Akbar!

Baca Juga