LKS Komunis: Kemarin ke Mana, Gegernya kok Baru Sekarang!

Sukabumi (salam-online.com): Belum pupus dari ingatan cerita tentang “Istri Simpanan” pada buku Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta untuk siswa kelas 2 SD,  di Sukabumi muncul pula geger serupa, beda tema.

Beberapa bulan berselang, seorang guru SMA Parakan Salak terperangah ketika mengetahui ada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang ternyata menyatakan komunisme adalah ideologi Republik ini. Kejanggalan ini tertera dalam LKS mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA. Hal ini didapati guru itu ketika memeriksa LKS yang menjadi pegangannya saat mengajar.

Di dalam lembar itu, ada sebuah pertanyaan, “Indonesia mengembangkan sendiri ideologi yang dinilai tepat dengan kondisi bangsa Indonesia, yang namanya…” Dan jawabannya adalah: Komunis.

Guru-guru pun geger. Mereka lantas menyampaikannya kepada distributor LKS itu di Sukabumi dan penerbit CV Media Karya Putra di Jawa Tengah. Namun, hingga berbulan-bulan mereka menunggu, belum juga mendapat tanggapan dari keduanya.

Beredarnya “LKS komunis” ini mendapat banyak reaksi keras. Sejumlah mahasiswa berdemonstrasi ke Dinas Pendidikan setempat, mempertanyakan kinerja mereka mengawasi peredaran buku pelajaran.

Anehnya lagi, kedua buku LKS tersebut diterbitkan oleh CV penerbit yang berada di Sukoharjo. Ya, LKS “istri simpanan” diterbitkan  CV Media Kreasi yang beralamat di Perum Joho Permai Blok A2 Sukoharjo dan sudah ditarik dari peredaran sesuai instruksi Mendikbud.

Kini giliran CV Media Karya Putra yang beralamat di Perumahan Windan Baru Nomor 15, Rt 03/Rw 07 Desa Gumpang, Kartasura Sukoharjo, diketahui menerbitkan kunci jawaban LKS yang memuat tentang ideologi Bangsa Indonesia adalah Komunis.

Polres Sukabumi pun turun tangan. Polisi meminta informasi dari berbagai pihak yang mengetahui peredaran LKS tersebut sejak Rabu (18/4/2012) kemarin.

“Interogasi dilakukan untuk kepentingan penyelidikan,” ujar Kapolres Sukabumi AKBP M Firman, kepada wartawan.

Sejumlah pihak yang dimintai informasi antara lain, penyalur buku LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SMA, Kelas X Semester 2, Munandi. Polisi juga meminta keterangan guru PKn SMAN Parakansalak, Dindin Jamaludin. Menurut Firman, langkah interogasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana buku ini bisa beredar di Kabupaten Sukabumi.

Karena itu, Firman menyatakan, interogasi difokuskan pada penyalur buku LKS. Untuk menelusuri peredaran LKS, polisi juga akan memintai informasi penerbit buku CV Media Karya Putra.

Guru PKn SMAN Parakansalak, Dindin Jamaludin membenarkan, dirinya dimintai informasi oleh polisi. “Hanya mengobrol biasa saja,” ungkap Dindin.

Dindin menjelaskan, saat ini buku LKS yang diduga menyebarkan paham komunis telah dibawa ke Polda Jabar. Selain di SMAN Parakansalak, buku LKS serupa juga beredar di tiga sekolah lainnya yakni SMA PGRI Cicurug, MAN 2 Kota Sukabumi, dan SMA Muhammadiyah.

Beredarnya LKS ini tentu menyedihkan, mengingat belum lama ini tersebar LKS berisi kisah ‘Bang Maman dari Kali Pasir’ dalam buku Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta (PLBJ) yang berisi tentang “istri simpanan”.

Maka, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan pun angkat bicara soal beredarnya lembar kerja siswa (LKS) di Sukabumi yang menyatakan ideologi Indonesia berpaham komunis. Agar tidak terulang, Heryawan mengintruksikan Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar melakukan penyaringan dalam pembuatan LKS.

“Apa pun yang dibuat harus ada standar kualitas. Saya minta Disdik Jabar meneliti LKS tersebut, termasuk peredarannya,” ujar Heryawan, Senin (16/4/2012) kemarin.

Sementara itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi langsung merespon desakan  para demonstran. Disdik berjanji segera melayangkan surat somasi pada  penerbit lembar kerja siswa ‘(LKS) komunis’ yakni  PT Media Karya.

Sekretaris Disdik Kabupaten Sukabumi, Maman Abdurrahman menyampaikan hasil evaluasi dan kajian timnya. Menurutnya, penerbit telah lalai sehingga mencantumkan ideologi bangsa adalah komunis. “Kami dan tim segera melayangkan  somasi pada penerbit,” tegas Maman.

‘LKS Komunis’ pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) ini jelas sangat meresahkan  masyarakat Sukabumi, khususnya  dunia pendidikan.

Sementara itu,  LKS bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) untuk SMA kelas X semester 10 ternyata beredar  di dua sekolah di Kota Sukabumi yaitu MAN 2 Kota Sukabumi dan Muhammadiyah Kota Sukabumi.

Menurut salah seorang pendistributor ‘LKS Komunis’, LKS yang memiliki  isi jawaban komunis itu tersebar di empat sekolah di Kota Sukabumi SMA Parakansalak, SMA PGRI Cicurug, SMA Muhammadiyah Kota Sukabumi dan MAN 2 Kota Sukabumi.

”Empat buku panduan LKS dipegang guru dan sekitar 500 eksemplar LKS dipegang seluruh siswa,” ungkap Munandi

Baca Juga

Sedangkan  Kepala  SMA Muhammadiyah Kota Sukabumi Ade Muhiar mengaku baru mengetahui adanya LKS tersebut. Sekiranya benar keberadaan LKS itu pihaknya  akan menarik kembali LKS tersebut dari siswa.

”Kami pasti menarik jika benar keberadaan LKS itu, dan kami akan berkoordinasi dengan pihak guru pengajar PKn,” kata Ade Muhiar.

Tapi pihak penerbit, Direktur CV Media Karya Putra, Saifullah Wali,  menolak menarik LKS ini.

Menurut Saifullah Wali, LKS terbitan pihaknya berbeda dengan buku pegangan untuk siswa Sekolah Dasar yang memuat “istri simpanan”.

Alasannya, isi buku Pendidikan Kewarganegaraan yang memuat ideologi Negara Indonesia adalah Komunis, bukan diperuntukan bagi para siswa dan bukan terletak pada isi buku tersebut.

“Buku tersebut khusus untuk pegangan guru dan bukan pada isi buku, melainkan pada kunci jawaban buku tersebut. Jadi kesalahan ini tidak mungkin beredar di kalangan para siswa, bila tidak ada kesengajaan diedarkan sendiri oleh para gurunya,” jelas Saifullah Wali di Kartosuro, Sukoharjo, Jawa Tengah, seperti dikutip Okezone, Senin (16/4/2012).

Saifullah menjelaskan, kesalahan tersebut terletak pada lembar jawaban guru khusus kelas 10 semester 2 pada poin B nomor 5 halaman 13 yang berbunyi “Indonesia mengembangkan sendiri ideologi yang dinilai tepat dengan kondisi bangsa Indonesia”.

“Dan seharusnya jawaban tersebut adalah pancasila, namun tertukar dengan jawaban di bawahnya yang tercantum komunis,” bantahnya.

Dalam Liputan6.com (18/4/2012) pihak penerbit, CV Media Karya Putra, meminta maaf atas kesalahan penulisan kunci jawaban LKS pegangan guru itu. Saifullah Wali mengaku, bahwa produsen sudah merevisi sejak pertama kali buku diterbitkan.

Jika sejak pertama kali diterbitkan sudah direvisi, mengapa yang beredar bukan hasil revisi? Lantas, bagaimana dengan terbitan yang sudah banyak beredar? Kenapa tak ditarik dari peredaran? Jika memang punya goodwill, tentunya pihak penerbit sekarang juga menarik terbitannya yang bermasalah itu dari peredaran.

Dan, benarkah seperti itu jalan ceritanya?

Ketua Umum Taruna Muslim, Ustadz Alfian Tanjung mengatakan bahwa munculnya LKS ‘komunis’ bukanlah peristiwa yang terjadi tanpa direncanakan, akan tetapi merupakan gerakan yang terstruktur untuk membangkitkan paham tersebut.

“Yang jelas itu bukan unsur yang tidak disengaja, indikasinya jika kemarin ada kasus buku pelajaran yang disusupi kisah ‘Istri simpanan Bang Maman’ langsung ditarik, akan tetapi LKS ‘komunis’ ini justru tidak segera ditarik,” katanya kepada arrahmah.com (19/4/2012).

Lebih dari itu, menurutnya, peristiwa tersebut juga menjadi sinyalemen kepercayaan diri kaum Komunis, menjalankan upaya beradaptasi dengan masyarakat melalui proses pengenalan diri.

“Ini bukti kepercayaan diri mereka, menjalankan proses pembiasaan, familiar, dan pemakluman kepada masyarakat akan eksistensi mereka,” ujar mantan Ketua Umum Hammas ini.

Menurut Alfian, tindakan oknum-oknum penerbit dan penyebar LKS’Komunis” tersebut sudah dikategorikan perbuatan makar kepada bangsa Indonesia  dan aparat wajib mengusutnya hingga tuntas.

“Ini merupakan sebuah pengkhianatan terhadap bangsa Indonesia, kepolisian harus mengejar mereka hingga dapat,” tegas Alfian.

Maka, diperlukan tindakan segera untuk menuntaskan kasus ini. Jangan pakai kata ‘lama’. Ini bukan perkara ‘main-main’. Meskipun pihak penerbit tak mau menariknya dari peredaran dengan alasan di atas, maka aparat kepolisian harus segera bertindak.

Jadi, jika dugaan Alfian Tanjung di atas adanya unsur kesengajaan, susah untuk dibantah. Bila muncul dugaan ada tangan-tangan kotor yang secara sistematis ingin memasukkan paham-paham terlarang untuk mempengaruhi anak didik lewat “buku panduan” semacam LKS ini, itu wajar saja.

Masalahnya, ini sudah berjalan lama, kok gegernya baru hari ini! Kok sadarnya baru sekarang! Memangnya selama ini tuh barang (Komunis) tidak kebaca? Benar-benar tak masuk akal! Jika pihak guru mengaku sudah berbulan-bulan protes, mengapa gugatannya baru ‘meledak’ hari ini?

 

Baca Juga