Sukses Bubarkan Acara Liberal, Sang Kapolsek Layak Naik Pangkat

JAKARTA (salam-online.com): Masdar Helmy, Lc, Koordinator Pemikiran Studi Informasi Alam Islami (SINAI) Cairo, menulis, bahwa Kapolsek Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kompol Adri Desas Furyanto, pantas naik pangkat. Dia layak mendapat apresiasi. Sikapnya yang tegas, bahasanya yang lugas, menunjukkan sosok yang cerdas. Indonesia butuh sosok penegak hukum pemberani. Tanpa malu dan takut membubarkan kampanye ilegal paham lesbianisme liberal berkedok Islam.

Seperti diberitakan, Jumat malam (4/5/2012), acara diskusi dan bedah buku ‘Allah, Liberty and Love’yang ditulis Irshad ‘lesbi’ Manji bertempat di  Komunitas Salihara, di Jl Salihara 16 Pasar Minggu, Jaksel, itu dibubarkan oleh polisi.

Menurut Masdar, ‘Iman, kebebasan dan Cinta’  adalah kalimat yang ambigu, bahkan membuat ‘mabok’ pembaca. Bagaimana bisa memaknai kata iman digabungkan dengan kata kebebasan untuk melakukan praktik cinta abnormal kaum lesbian yang diharamkan oleh agama mana pun di muka bumi ini. Wajar bila masyarakat, siapa pun dan dari ormas mana pun, menolak kedatangan Irshad Manji.

Pemikir yang sehat pasti merasa “mending” acara itu bubar. Bubar sebelum terjadi aksi anarkis. Andai saja dibiarkan berlanjut, siapa yang bisa menjamin acara akan berlangsung kondusif. “Sikap tegas penegak hukum yang beradab tidak boleh dikesampingkan. Dialah, Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Adri Desas Furyanto, SH,” tulis Masdar seperti dimuat muslimdaily dan suara-islam online, Sabtu (5/5/2012).

Irshad Manji, yang merupakan warganegara Kanada, diminta untuk meninggalkan tempat dengan pengawalan polisi.  Meski negosiasi berlangsung alot dan menegangkan–karena pihak Komunitas Salihara dan Manji sendiri  ingin bertahan–toh akhirnya Kompol Adri Desas Furyanto sukses memimpin pembubaran itu, bekerjasama dengan warga setempat, tokoh umat, RT/RW, dan sejumlah ormas seperti FBR, Forkabi dan FPI. Allahu Akbar!

Baca Juga

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, di Jakarta, Sabtu (5/5/2012), alasan pembubaran, “Pertama, acara itu tidak ada izin, tidak ada pemberitahuan kepada polisi. Dan WNA Kanada yang hadir di situ Irshad Manji dikenal sebagai tokoh lesbi dan warga menduga yang dibahas dalam seminar itu adalah masalah sensitif yang bertentangan dengan ajaran Islam.”

“Karena polisi melihat ada potensi gangguan ketertiban, maka acara itu dibubarkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Peserta dan pengisi acara mereka dibawa, dievakuasi ke kediamannya masing-masing dengan pengawalan.”

Lalu, bagaimana dengan serangkaian acara Manji di tempat lain? Apakah sama tegasnya dengan Kapolsek Kompol Adri Desas Furyanto?

Keterangan Foto: Kompol Adri Desas Furyanto sedang memberi arahan pembubaran acara, di sampingnya adalah Goenawan Mohamad (atas) dan Kombes Pol Rikwanto (bawah).

Baca Juga