Di KTT Non-Blok Teheran Mursi Kecam Rezim Assad, Delegasi Suriah Berang dan Langsung ‘Kabur’

TEHERAN (salam-online.com): Dalam pertemuan KTT Gerakan Non-Blok di Teheran, Iran (30/8/2012), Presiden Mesir Muhammad Mursi mengecam pemerintah Suriah dengan menyebutnya sebagai “rezim opresif” dan mendesak dunia internasional untuk mendukung perlawanan oposisi terhadap Bashar Al Assad.

Rombongan Suriah berang dan langsung ‘kabur’ alias meninggalkan ruang sidang setelah mendengar pernyataan itu.

BBC melaporkan, Kamis (30/8/2012), kejadian itu berlangsung tepat di awal KTT Gerakan Non-Blok. Mursi menyampaikan pidatonya di hadapan 120 perwakilan negara anggota Gerakan Non-Blok.

Posisi duduk  Mursi dalam KTT ini adalah persis di samping Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, sekutu terdekat Bashar Al Assad.

“Kami turut bersama perjuangan rakyat Suriah dalam mencari keadilan,” kata Mursi. Dia menegaskan bakal mewujudkan pernyataan itu dalam bentuk dukungan politik demi terciptanya peralihan kepemimpinan sesuai kehendak rakyat.

Presiden Mursi di Bandara Teheran, Iran

Mursi membandingkan perjuangan rakyat Suriah dan Palestina. Menurut dia kedua pihak sama-sama mencari kemerdekaan, martabat, dan keadilan. Dia juga menyatakan Mesir siap bekerjasama dengan semua pihak guna menghentikan pertumpahan darah di Bumi Syam  itu.

Ketua delegasi dan Menteri Luar Negeri Suriah Walid Mualim mengatakan pidato Mursi bisa memicu berlanjutnya pertumpahan darah di negaranya. Selain itu dia menyatakan hal itu menyalahi tradisi konferensi karena Mursi dianggap telah ikut campur dalam urusan dalam negeri Suriah.

Gerakan Non-Blok dicetuskan pada 1961 oleh beberapa negara, termasuk Indonesia, bertujuan sebagai pengimbang dominasi Amerika Serikat dan Uni Soviet ketika itu.

KTT Non-Blok berlangsung tiga tahun sekali untuk membahas isu sensitif dan hal lainnya. Tetapi sejak berakhirnya Perang Dingin, keberadaan gerakan ini kurang efektif dan kurang memiliki pengaruh di panggung politik internasional.

Sementara itu di Mesir, sejumlah pihak mendukung pernyataan presiden mereka.

Tokoh liberal dan mantan anggota parlemen Amr Hamzawy lewat akun Twitternya mengatakan, “Solidaritas atas revolusi Suriah dan penekanan atas diktator merupakan kewajiban Mesir.”

Engy Hamdy dari Gerakan Pemuda 6 April mengatakan, pidato Mursi memiliki visi yang dibentuk oleh tuntutan revolusi, demikian dikutip Egypt Independent.

Nader Bakkar, jurubicara partai Salafy An-Nur mengatakan di akun Twitter-nya bahwa saat kembali ke Mesir, Mursi layak disambut bagai pahlawan.

Baca Juga
Mursi menyampaikan pidatonya di KTT Non-Blok

Pimpinan Egyptian Organization for Human Rights Hafez Abu Saeda mengatakan bahwa pidato Mursi membuyarkan harapan Iran untuk memimpin kawasan Timur Tengah bersama Mesir.

Muhammad Abu Hamid, mantan anggota parlemen yang memimpin demonstrasi pada 24 Agustus menuntut penggulingan Mursi, juga ikut memuji presiden baru Mesir itu. Dalam akun Twitter-nya, Abu Hamid memuji dan mengapresiasi pidato Mursi.

Menjelang sore ratusan orang berumpul di lobi kepresidenan di bandara internasional di Kairo untuk menyambut kepulangan Mursi. Mereka membawa bendera Mesir dan spanduk ucapan selamat datang. (hidayatullah.com/salam-online.com)

Baca Juga