FUI: ‘SBY Buta Soal Rohingya, Tak Usah Komentar!’

Sekjen FUI Muhammad Al-Khaththath (themultiply)

JAKARTA (salam-online.com): Junta militer Myanmar telah melakukan genosida terhadap etnis Muslim Rohingya. Jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bukan genosida, berarti SBY buta soal Rohingya.

Kecaman itu disampaikan Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath kepada itoday (06/8/2012). “Jika di Myanmar itu bukan pembasmian etnis Rohingya, lalu apa? SBY buta warna kali. Lebih baik SBY diam tidak usah komentar kalau tidak paham,” tegas Al Khaththath.

Menurut Al Khaththath, faktanya sudah jelas bahwa ada genosida terhadap etnis Rohingngya. “Sebelum puasa kita sudah demo, Wakil Dubes Myanmar diam saja. Kami minta pembantaian, perkosaan, penindasan, dihentikan. Faktanya di sana, polisi dan tentara Myanmar melakukan pembantaian terorgansir. Kalau seperti itu tidak dikatakan pembantaian etnis, lalu apa?” ujarAl Khaththath.

Al Khaththath menegaskan, pemerintah Myanmar menyatakan Rohingya bukan warga negara Myanmar. Faktanya, di Arakan, tempat Muslim Rohingya, itu awalnya adalah kerajaan Islam. “Yang merampas itu Myanmar dan warga Rohingya tidak diakui. Mengapa Myanmar tidak menyerahkan wilayah Arakan itu kepada umat Islam Rohingya agar membentuk pemerintahan sendiri,” ungkap Al Khaththath.

Diberitakan sebelumnya, Presiden SBY menyatakan, tidak ada indikasi genosida terhadap kelompok minoritas Muslim Rohingya. Penegasan itu disampaikan SBY di kediaman pribadi, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat (4/8/2012). Pernyataan SBY itu bertolak belakang dengan sikap sejumlah tokoh terkait pemusnahan junta militer Myanmar terhadap etnis Rohingya. Bahkan, SBY bisa dikatakan melanggar ketentuan UU 26/2000 tentang Pengadilan HAM dan Statuta Roma.

Baca Juga
Protes demonstran terhadap SBY soal Muslim Rohingya

Berkembangnya opini yang seakan Muslim Rohingya hanya “menumpang” hidup, sehingga tak diakui sebagai warganegara, ini adalah penjungkirbalikan fakta sejarah. Justru sekitar 8 abad yang lalu, Muslim Rohingya sudah menempati ranah ini.

Arakan dulunya adalah kerajaan Islam. Penjajah, termasuk etnis Burma, merampas tanah air Islam Rohingya.  Ketika negeri ini merdeka tahun 1948, etnis Muslim Rohingya dikucilkan bahkan tak diakui sebagai pemilik sah bumi Burma (Myanmar).

Jadi, jika SBY sekalinya berkomentar soal Rohingya, ngawur, itu bukan sekadar asal bicara, khususnya perihal Muslim Rohingya hari ini. Tapi, seperti dikatakan Al-Khaththath, boleh jadi memang benar-benar ‘buta’ tentang sejarah penindasan dan penjajahan yang sesungguhnya sudah berabad-abad dialami oleh umat Islam di negeri ini. (itoday/salam-online.com).

 

 

Baca Juga