JAKARTA (salam-online.com): Indonesian Police Watch (IPW) pesimistis Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mampu menyelesaikan kasus dugaan korupsi pengadaan simulator SIM dengan tersangka Irjen Pol Djoko Susilo, mantan Direktur Korps Lalu Lintas Polri (Korlantas Polri).
“Kami pesimistis KPK bisa mengatasi masalah ini. Melihat polanya, kami tidak yakin. KPK tidak serius,” ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane kepada Beritasatu.com, Rabu (1/8/2012).
Dikatakan Neta, pihaknya menilai apa yang dilakukan KPK tidak lebih dari pengalihan isu. Kasus dugaan korupsi pengadaan simulator itu menjadi headline media massa dan menjadi pembicaraan publik, sehingga kasus korupsi seperti Hambalang dan kasus lainnya yang lebih besar, tenggelam.
“Kami lihat apa yang dilakukan KPK tidak lebih dari pengalihan isu. Semua berita membahas itu. Masyarakat membicarakannya. Sehingga, kasus Hambalang dan lainnya otomatis hilang,” tambahnya.
Neta menuturkan, banyak pihak berharap KPK bisa serius dalam mengatasi masalah ini. Sayang, kenapa hanya kasus kecil bukan kasus besar.
“Kami dan banyak pihak berharap KPK benar-benar serius dan konsisten mengatasi hal ini. Selama KPK berdiri, belum pernah menyentuh Polri. Namun sayang, kenapa hanya kasus kecil seperti penyediaan simulator ini.”
Padahal, Neta menerangkan, masih banyak kasus (di Polri) yang dilaporkan masyarakat kepada KPK nilai korupsinya lebih besar. Seperti, rekening gendut, pengadaan kendaraan taktis Baraccuda yang nilainya ratusan miliar bahkan triliunan.
Menurut Neta, KPK tidak memiliki data yang kuat dalam kasus ini dan itu menjadi tantangan terbesar buat KPK.
“Tantangan terbesar KPK adalah tak mempunyai data yang kuat. Terbukti, KPK berbagi tugas dengan Polri mengatasi masalah ini. Kalau punya data dan bukti kuat, tidak mungkin bergabung. Sangat aneh, kasus yang tidak terlalu besar ditangani oleh dua institusi. Selama ini tak pernah terjadi dan dasar hukumnya apa,” pungkasnya.
Ya, meskipun dianggap kecil, tetap harus diusut tuntas, tapi tak menenggelamkan kasus yang lebih besar: KLBI-BLBI yang ratusan terilyun, Skandal Century, Hambalang, Rekening Gendut, Mafia Pajak, dan lainnya. Jika KPK ‘meneggelamkan’ kasus-kasus yang lebih besar ini–padahal sudah berjanji akan membongkarnya–maka rakyat akan balik ‘menenggelamkan’ KPK. (beritasatu)