MUI Minta Pemerintah Indonesia Hentikan Ethnic Cleansing di Myanmar

Slamet Effendy Yusuf (inilah.com)

JAKARTA (salam-online.com): Untuk kesekian kalinya pemerintah Indonesia diminta menolong Muslim Myanmar. Sudah banyak lembaga dan ormas Islam meminta pemerintah agar aktif “menyelamatkan” kaum Muslimin di Rohingya, Myanmar. Salah satunya Majelis Ulama Indonesia.

Beberapa waktu lalu, MUI mendesak pemerintah untuk tak berdiam diri atas penderitaan Muslim Rohingya. MUI minta pemerintah Indonesia berupaya mencegah kekerasan terhadap etnis Rohingya di Myanmar.

Kali ini desakan MUI itu kembali ditegaskan. Indonesia, sebagai negara kuat di ASEAN, diharapkan bisa menghentikan kekerasan etnis ini.

“Ada perhatian yang lebih sungguh-sungguh dari pemerintah Indonesia, kemudian lembaga-lembaga internasional, terhadap ethnic cleansing yang menimpa etnik Rohingya,” kata Ketua MUI bidang Kerukunan Umat Beragama, Slamet Effendy Yusuf, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (6/8/2012).

Ketua PBNU ini mendorong pemerintah Indonesia melakukan diplomasi yang nyata. Karena Indonesia cukup berperan dalam demokratisasi di Myanmar.

Baca Juga
Kantor Pusat MUI di Jakarta (republika.co.id)

“Kita minta pemerintah Indonesia melakukan diplomasi yang konkret dengan mendayagunakan power kita saat berkomunikasi dengan Myanmar sebagai salah satu anggota ASEAN yang baru. Selama ini tekanan terhadap Myanmar kan besar namun Indonesia yang ngemong hingga ada demokratisasi,” kata Slamet.

“Kami tidak ingin ini menjadi masalah umat Islam dan Budha. Termasuk mengimbau pemerintah Myanmar untuk menghentikan tindak kekerasan, baik pembunuhan, pembakaran kampung, dan sebagainya yang itu tidak bisa ditoleransi terhadap pelanggaran HAM,” serunya.

Slamet juga mendorong pemerintah memberikan perlindungan kepada para pengungsi. Terutama jika pengungsi Rohingya memang memutuskan ingin tinggal di Indonesia.

“Ya ditampung sebagai pengungsi. Kalau memungkinkan mereka betah di sini kenapa tidak, dan itu kan sudah banyak di Medan, Aceh, dan Kepri. Jangan sampai mereka jadi ajang penipuan,” tegasnya. (detik/salam-online)

Baca Juga