Ikutan Latah, Politisi PPP Ahmad Yani Desak MUI Cabut Fatwa Syiah Sesat

Ahmad Yani (tempo.co)

JAKARTA (salam-online.com): Di Indonesia, untuk mendapat simpati dan dukungan, terkadang memang  diciptakan kondisi seolah-olah teraniaya dan terzalimi.

Itulah yang dilakukan kelompok Syiah. Dengan tragedi Sampang, mereka terus berusaha membangun imej dan mengesankan di media massa bahwa mereka adalah kelompok yang tertindas.

Ironisnya, sebagian masyarakat hanya sekadar melihat peristiwa yang terjadi, tidak melihat akar konflik sesungguhnya. Padahal,tak mungkin ada asap, jika tak ada yang memantik api.

Keberadaan Syiah sudah dipersoalkan jauh-jauh hari. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat pada tahun 1984 sudah menghimbau kaum Muslimin agar mewaspadai kelompok sempalan ini.

Terkait Sampang, para ulama di Madura pun sudah meneliti dan mengeluarkan keputusan bahwa ajaran Syiah yang dibawa oleh Tajul Muluk dan kawan-kawan adalah sesat.

MUI Jawa Timur bahkan menegaskan dengan mengeluarkan fatwa bahwa Syiah Sampang sesat dan perlu diluruskan. Anehnya, pernyataan para ulama ini tidak mendapat respon yang baik dari pemerintah. Aparat negara baru bertindak, jika sudah terjadi konflik berdarah.

Karenanya, tak heran jika ada yang mengatakan, konflik Sampang dipelihara untuk kepentingan-kepentingan tertentu, di antaranya pengalihan isu-isu miring yang menerpa pemerintahan SBY.

Bukannya mendukung keputusan para ulama yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia, seorang politisi partai Islam yang juga anggota DPR, Ahmad Yani, justru meminta MUI Pusat untuk mencabut keputusan yang dikeluarkan oleh MUI Jawa Timur.

Baca Juga

Dalam rapat dengan Kapolri dan Badan Intelijen Negara(BIN), Ahmad Yani yang duduk di Komisi III dari Partai Persatuan Pembangunan(PPP) meminta MUI pusat bertindak cepat agar meluruskan keputusan MUI Jawa Timur.

“MUI Pusat bisa mengeluarkan keputusan yang mencabut keputusan MUI Jawa Timur,” tegas pria asal Palembang ini seperti dikutip www.tempo.co, Senin (3/9/2012).

Sebagai poltisi partai Islam, Ahmad Yani seharusnya berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Apalagi jika ia tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman yang utuh dalam menilai sesat tidaknya sebuah ajaran.

Pemimpin Syiah Sampang, Tajul Muluk, saat diadili (lensaindonesia)

Sebagai aktivis parpol Islam, seharusnya ia membela kepentingan kaum Muslimin. Selain Ahmad Yani, koleganya di DPR, Nudirman Munir juga mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan MUI Jatim. Politisi berperawakan tambun dari Partai Golkar ini mengatakan, “Tidak boleh ada stigma bahwa Syiah itu sesat.”

Pernyataan para anggota DPR itu tentu saja tudingan secara tidak langsung, bahwa pemicu konflik Sampang adalah fatwa dariMUI Jatim. Padahal, jika MUI Jatim menyatakan bahwa Syiah adalah sesat, bukan berarti pengikut Syiah harus diperangi.

Karena itu, mengeluarkan fatwa untuk menjaga dan meluruskan akidah umat Islam adalah tugas ulama. Jangan dianggap sebagai pemicu kekerasan! (zal/salam-online.com)

 

Baca Juga