Jika Ulama Disertifikasi, 2600 Pesantren di Malang Siap Lawan BNPT

MALANG (salam-online.com): Dua ribu enam ratus pondok pesantren di Kabupaten Malang, Jawa Timur, siap melawan BNPT jika usulan sertifikasi ulama direalisasikan. Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua PCNU Kabupaten Malang, KH Abdul Mujib Syadzili, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (10/9/2012).

“NU Malang tegas menolak wacana itu. Jika sampai terealisasi, sebanyak 2.600 pesantren yang ada di Kabupaten Malang di bawah naungan NU, siap melakukan perlawanan,” tegas kiai yang juga menjabat Wakil Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kornas) Banser ini.

Menurut Gus Mujib wacana yang dilontarkan BNPT itu adalah sikap gegabah dan tidak bisa dibenarkan.

“Apa yang diwacanakan BNPT jelas sikap gegabah dan tidak bisa dibenarkan. Yang utama saat ini, bukan soal sertifikasi kiai atau ustadz. Tapi bagaimana cara menuntaskan gurita “terorisme” yang masih sering mengancam Indonesia,” jelasnya.

Menurutnya, jika ada santri atau alumni pesantren diketahui menjadi teroris, jangan kemudian menyalahkan pesantren dan kiainya. “Kalau pesantren ada tikusnya, silakan saja tikusnya yang dibakar. Jangan lumbungnya yang dibakar dan disalahkan,” katanya.

Baca Juga

Wacana sertifikasi ustadz atau ulama itu, katanya, jelas sikap atau kebijakan yang akan memperkeruh masalah terorisme, bukan menyelesaikannya. “Wacana sertifikasi itu akan mengerdilkan gerak-gerik kiai dan ustadz,” katanya.

Titel atau pangkat ustadz atau kiai itu bukan pemerintah yang memberikannya. “Tapi titel ustadz atau kiai itu diberikan oleh masyarakat. Mengapa titel ustadz dan kiai itu harus diberikan oleh BNPT? Ini kan sudah tidak benar,” tegasnya.

Dalam waktu dekat, tambah Gus Mujib, tepatnya pada 16 September mendatang, PCNU Kabupaten Malang akan menggelar pertemuan antara PWNU Jawa Timur dan seluruh MWC NU yang ada di Kabupaten Malang. “Salah satunya akan menyikapi wacana sertifikasi ustadz dan kiai oleh BNPT itu,” tegasnya. (SI-Online/salam-online)

Baca Juga