Kakak: “Anggota Polda Bengkulu Dipaksa Salahkan Novel”

JAKARTA (salam-online.com):  Novel Baswedan, penyidik asal Polri yang sudah menjadi penyidik tetap di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tiba-tiba mau “dijemput” Polda Bengkulu dan Polda Metro Jaya atas dugaan penganiayaan pada tahun 2004.

Namun ternyata, banyak rekan Novel yang mengirimkan Blackberry Messenger (BBM) dan menelepon dengan menangis, dipaksa menyalahkan Novel.

Hal ini diungkapkan kakak Novel, Taufik Baswedan di Sekterariat KontraS, Jl Borobudur, Jakarta Pusat, Minggu (7/12/2012). Kepada Taufik, Novel mengisahkan detik-detik malam upaya penangkapan yang akan dilakukan jajaran kepolisian. Malam itu, Novel disibukkan dengan telepon dan pesan di Blackberry dari rekan sesama anggota yang bertugas di Bengkulu.

“Banyak anggota dari Polda Bengkulu yang BBM dan telepon sambil nangis, karena dipaksa untuk menyalahkan Novel, itu buktinya ada semua. Itu kita simpan,” tegas Taufik.

Taufik menambahkan, melihat eskalasi konflik KPK dan Polri, dia berharap adiknya tetap di KPK sejauh institusi tersebut memang dirasa bermanfaat. “Kalau di Polri dengan keadaan seperti sekarang dia susah, dia bisa lebih maksimal di KPK,” kata Taufik.

Baca Juga

Sejak kasus korupsi Simulator SIM bergulir, kisah Taufik, beberapa orang polisi sering terlihat mondar mandir di kediaman Novel dan ibunya. Kediaman keduanya kebetulan saling berdekatan di Kelapa Gading. Para polisi itu sesekali memotret kediaman Novel, bahkan sopir Taufik sempat bertemu dan memotret mobil yang dikendarai Taufik.

Pernyataan orang-orang misterius dengan tindak tanduk yang mencurigakan itu adalah polisi, ternyata diamini oleh ketua RT setempat. “RT-nya juga pernah bilang ada polisi yang tanya tentang Novel,” ujarnya.

“Kadang-kadang ada orang yang seliweran di depan rumah ibunya juga, terus nanya security, itu bikin was was ibu,” ceritanya. (detik/salam-online.com)

 

Baca Juga