JAKARTA (SALAM-ONLINE.COM): Sunardi, saudara kembar Sunarto alias Narto alias Nanto (38), terduga “teroris” yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Kebon Kacang, Jakarta Pusat, Sabtu (27/10/2012), mengaku sangat kaget atas penangkapan adiknya itu.
Menurut dia, penangkapan saudaranya tersebut merupakan sebuah bentuk fitnah.
“Nanto itu orangnya terbuka, ngocol, mana ada itu dia katanya tertutup, saudara saya itu anak gaul,” tutur Sunardi alias Nandi saat ditemui di rumah orangtuanya di kawasan Kebon Kacang, Jakarta Pusat, Ahad (28/10/2012).
Nandi sendiri merasa heran terhadap Densus 88 yang menuduh saudara kembarnya sebagai teroris. Ia mengatakan, Nanto selama ini, kalau tidak sedang bekerja, dia ada dirumah.
“Nanto tidak pernah menghilang tanpa diketahui keberadaannya. Ia juga dikenal sebagai sosok yang humoris dan terbuka, dia tidak pendiam dan tertutup seperti pemberitaan yang beredar,” ungkap Nandi.
Sebagai saudara kembarnya, Nandi mengaku mengetahui betul karakter Nanto. Nanto adalah seorang Muslim yang taat tetapi bukan sosok yang setuju dengan tindakan terorisme.
“Orangnya pecicilan (konyol) gitu, nggak tertutup sama sekali. Benerin kipas angin aja nggak bisa, apalagi rakit bom,” tandas Nandi.
Nandi menambahkan bahwa saudaranya itu aktif di masjid Baitul Karim yang terletak tak jauh dari rumah mereka. Nanto juga menjadi sekretaris seksi bagian dakwah di masjid tersebut.
“Jihad itu kalau dalam kondisi perang, di Palestina, di Irak, bukan di Indonesia. Indonesia itu ladang dakwah bukan jihad, Nanto itu pemahamannya seperti itu,” tutur Nandi.
Keluarga Nanto merupakan keluarga yang taat dalam menjalankan ibadah. Bahkan, seperti diungkapkan pengacara Muhammad Assegaf yang pernah menjadi tetangga keluarga Nanto, Ayah Nanto merupakan tokoh yang dihormati oleh warga sekitar.
Muhammad Assegaf memang cukup dekat dengan ayahanda Nanto seperti diungkapkan oleh kakak Nanto.
Seperti diketahui, Sabtu (27/10/2012) kemarin Sunarto ditangkap Densus 88 saat akan mengantarkan daging qurban kepada warga sekitar rumah orangtuanya, di kawasan Kebun Kacang.
Keluarga besar Sunarto sendiri tidak mempercayai Nanto terlibat jaringan terorisme dan mengatakan penangkapan tersebut merupakan fitnah.
Satya (57), tetangga keluarga Nanto di Kebon Kacang, tak habis pikir tindakan Detasemen Khusus 88 Antiteror yang melakukan penangkapan terhadapnya.
“Kita semua dekat dengan tetangga di sini. Dia kalau mau lebih banyak di lingkungan sini. Tidak tahu juga kalau sedang bekerja. Dia selalu bertugas sebagai pembuka acara sebelum khutbah shalat Jumat,” ujar Satya kepada tribunnews.
Pria yang sudah 30 tahun ini tinggal di Kebon Kacang juga sudah mengenal Nanto sejak kecil. Bahkan, orangtua Nanto, d mana bapaknya salah satu tokoh di kawasan yang masih masuk kawasan Tanah Abang ini.
“Setahu saya orangtuanya tokoh yang dihormati. Lihat saja 48 kambing qurban semuanya dipotong di masjid ini. Bapaknya mendidik dia tidak salah. Dia anak yang baik, bergaul dengan lingkungan di sini,” terang Satya.
Nanto ditangkap Densus 88 berpakaian preman di mulut gang tanpa surat penangkapan, ketika membawa plastik berisi daging qurban untuk tetangga. Habis itu Nanto langsung dibawa masuk ke dalam mobil Densus 88 Antiteror. (isa) – sumber: tribunnews.com