Pemuka Budha Berunjukrasa: “Tidak Boleh Ada OKI di Myanmar”

NAYPYIDAW (salam-online.com): Usai pemuka Budha menggelar aksi menentang kehadiran Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Myanmar, Presiden Thein Sein pun menanggapi tuntutan mereka. Thein Sein turut menolak pembukaan kantor perwakilan OKI di Myanmar.

“Presiden tidak akan membiarkan OKI membuka perwakilan, karena rakyat tidak berkenan,” ujar pejabat di kantor Presiden Myanmar, seperti dikutip AFP, Senin (15/10/2012).

Pada Sabtu (13/10/2012) lalu, ribuan pemuka Budha menggelar aksi di dua kota besar Myanmar, Yangon dan Mandalay. Mereka mengecam OKI yang selama ini menyuarakan keprihatinannya terhadap warga Rohingya di Negara Bagian Arakan.

Sekitar 3 ribu demonstran berjubah merah marun turun ke jalan dan melontarkan kecaman terhadap OKI. Mereka membawa poster yang bertuliskan “Tidak Boleh Ada OKI di Myanmar”. Selama ini, pemuka Budha di Myanmar memang membenci warga Rohingya. Mereka pun sempat mendukung kebijakan deportasi warga Rohingya yang diusung oleh Thein Sein.

“Kami tidak bisa menerima OKI di sini dan kami akan melanjutkan perjuangan kami. OKI tidak bekerja untuk HAM dan hanya mendukung hak untuk warga Muslim,” ujar pemimpin aksi, Thaw Bi Ta, pada Sabtu pekan lalu.

Selama ini, nasib warga Rohingya yang mayoritas Islam, masih sengsara. Selain dianggap sebagai kelompok minoritas, mereka pun tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Myanmar.

Rohingya kembali ditekan usai terjadi kerusuhan komunal di Arakan pada Juni 2012 lalu. Rumah-rumah warga Rohingya dibakari oleh warga pribumi Arakan. Sebagian besar warga Muslim Rohingya terpaksa melarikan diri ke Bangladesh, India, dan negara-negara terdekat.

Baca Juga
Baca Juga