Tiga Bocah Jadi Bandit, Lakukan Penodongan di Kereta, Mereka ‘Korban’ Sistem di Republik Ini

JAKARTA (salam-online.com): Kriminalitas di Jakarta semakin memprihatinkan. Tidak hanya anak dewasa yang melakukan tindakan kriminal, tetapi juga ada anak baru gede (ABG).

Pelaku kriminal ini usianya baru belasan tahun. Tetapi sudah nekat mencari duit dengan menodong.

Adalah Angga (13), Jawa (13), dan Abang (14) melancarkan aksinya di kereta wilayah Jakarta.

Dengan membawa pisau, ketiganya menodong Abdurrahman (21) saat duduk di bangku dalam gerbong kereta api yang sedang berhenti di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (10/10/2012) malam sekitar pukul 22.30 WIB.

Para bandit cilik itu berhasil merampas  handphone, dompet dan menguras uang milik korban. Setelah itu mereka langsung melarikan diri.

Abdurrahman pun tak tinggal diam, dia mengejar ketiga bandit cilik tersebut dengan dibantu warga. Salah satu pelaku yaitu Angga berhasil tertangkap dan diserahkan ke Polsek Tanah Abang. “Yang dua, Jawa dan Abang berhasil lolos dan sedang kami kejar,” ujarnya.

Baca Juga

Tindakan miris ini sudah di luar batas kenalaran. Bagaimana bisa seorang anak sudah berani melakukan tindakan kriminal.

“Anak seperti itu hanya korban, mungkin anak itu korban diperalat dari dewasa lain, selain itu keadaan ekonomi, anak itu harus dilindungi ditampung oleh negara,” kata Kak Seto, pemerhati anak kepada merdeka.com, Jumat (12/10/2012).

Meski melakukan tindakan kriminal, Kak Seto berharap pelaku yang ditangkap tidak dihukum. Sebab, mereka sebenarnya tidak tahu apa risiko yang dilakukan.

“Jangan dijatuhi hukuman, dekati dengan kekuatan cinta, pendekatan yang tepat bisa ubah yang buruk jadi baik kembali. Kalau ditahan malah bisa lebih fatal dan jadi bisa lebih kriminal lagi,” ujar Kak Seto.

Ketiga anak pelaku kriminal di atas hanyalah beberapa dari sekian banyak anak Indonesia yang sesungguhnya telah menjadi korban struktur, korban sistem yang memiskinkan, sekaligus korban ketidakadilan yang sudah berlangsung sekian lama di republik ini. (merdeka/salam-online)

Baca Juga