“Demi Proyek Terorisme, Aktivis Islam Dikorbankan”

JAKARTA (SALAM-ONLINE.COM): Para aktivis Islam yang ditembak maupun diambil secara paksa menjadi bukti kebiadaban Densus 88.

Cara-cara tak bertanggungjawab terus dilakukan agar proyek terorisme yang berbiaya besar itu terus disokong  dana oleh sponsornya, sehingga Densus 88 pun bisa terus eksis.

“Saya menyebutnya para aktivis Islam seperti di Poso maupun wilayah lainnya korban kebiadaban Densus 88,” kata anggota Komnas HAM periode 2007-2012, Saharuddin Daming kepada itoday, Selasa (6/11/2012)).

Menurut Saharuddin, tindakan represif yang diperlihatkan Densus 88 justru akan memunculkan dendam.  Ia juga mengritik cara Densus 88 yang menangani terorisme tetapi melanggar hukum sendiri.

“Bagaimana melakukan penegakan hukum, bila Densus 88 melanggar hukum sendiri. Kalau tujuan penegakan hukum, pendekatan yang harus dilakukan menangkap pelaku secara manusiawi, tetapi buktinya Densus 88 sangat tidak manusiawi,” ungkapnya.

Baca Juga

Selain itu, menurut Saharuddin, Densus 88 melakukan kebohongan publik dengan menyebutkan orang-orang yang diduga teroris menyimpan bahan peledak, senjata api.

“Ada temuan-temuan di beberapa tempat konon granat, senjata api, sebagai dari kebohongan Densus terhadap publik.  Bahwa terorisme itu ada untuk  menciptakan suasana yang menyeramkan, bahwa teroris itu membawa senjata maupun bahan peledak,” ujar Saharuddin.

Kata Saharuddin, ada kepentingan proyek untuk memunculkan terorisme. “Di belakang banyak kepentingan pembiayaan, kita tahu anggaran untuk Densus 88 besar sekali, belum lagi bantuan internasional. Kalau tidak ada teroris, maka tidak diperlukan Densus, kalau proyek jalan maka diperlukan adanya terorisme,” pungkasnya. (itoday)

Baca Juga