Presiden Mursi Tolak Permintaan Obama Agar Pejuang Palestina Hentikan Serangan Balasan
KAIRO (SALAM-ONLINE.COM): Setelah gugurnya Komandan Sayap Militer Hamas Ahmad al-Jabari dan enam lainnya di Gaza, Rabu (14/10/2012), pejuang Palestina dilaporkan melancarkan serangan balik ke wilayah yang diduduki (dijajah) Israel.
Presiden AS Barack Obama pun menelpon Presiden Mesir Muhammad Mursi agar meminta para pejuang Palestina tidak melancarkan serangan balasan.
Obama meminta hal ini setelah Mujahidin Hamas serta para pejuang Palestina lainnya melancarkan serangan balik. Presiden Mursi dikabarkan menolak permintaan Obama itu.
Akibat serangan balik ini, hari ini dilaporkan empat tentara Israel tewas. Allahu Akbar!
Gencarnya serangan Israel ke Gaza, membuat Mesir menarik Dubesnya, juga menyampaikan nota protes kepada Dubes Israel atas serangan berkelanjutan Israel terhadap Gaza.
Mursi juga memberikan instruksi kepada wakil Mesir di PBB untuk mengadakan sidang darurat membahas situasi di Gaza.
Selain itu, Mesir dan Palestina meminta Sekjen Liga Arab untuk melakukan sidang darurat Menlu-menlu anggota Liga Arab.
Menjawab permintaan itu, sejumlah menteri luar negeri Liga Arab akan mengadakan pertemuan darurat pada Sabtu untuk menanggapi beberapa serangan udara Israel ke Gaza, kata wakil kepala liga, Ahmad Ben Hill.
“Pertemuan itu akan diadakan pada Sabtu (17/10/2012), berdasarkan permintaan Mesir dan Palestina,” kata Ahmed Ben Hill kepada AFP.
Liga Arab mengumumkan keputusannya pada Rabu, setelah Presiden Muhammad Mursi menarik duta besarnya dari Israel menyusul sejumlah serangan yang mengakibatkan gugurnya pemimpin penting Palestina, Komandan Sayap Militer Hamas, Ahmad al-Jabari dan enam orang lainnya di Gaza.
Sayap politik Ikhwanul Muslimin Mesir, Partai Kebebasan dan Keadilan, mengeluarkan pernyataan kecaman keras atas serangan keji Israel yang juga mengakibatkan korban anak-anak dan wanita yang tengah hamil.
Ikhwanul Muslimin sendiri meminta negara-negara Islam dan Arab untuk memrotes serangan Israel ke Gaza yang belakangan semakin brutal. (Isa)-AFP