Analisis Intelijen Amerika: Masa Depan Palestina Milik Hamas

WASHINGTON (SALAM-ONLINE.COM): Sebuah analisis intelijen Amerika menegaskan bahwa pimpinan-pimpinan bangsa Palestina tunduk kepada perubahan besar yang terjadi pada gerakan Hamas yang popularitasnya kian naik. Sementara pesaingnya, Fatah, mengalami penurunan terus menerus.

Analisis yang dilansir oleh portal Startfort Intelejencia, International Stratfor Global Intelligence, yang dikepalai George Fridman, dosen di akademisi pertahanan nasional Amerika, menyatakan bahwa kunjungan Mahmud Abbas dan Kepala Biro Politik Hamas, Khalid Misy’al ke Turki, menunjukkan usaha kedua kedua pihak untuk mengakhiri perpecahan.

Analisis menegaskan, sebenarnya Israel bisa mencegah naiknya popularitas Hamas, namun hal itu tidak mungkin dilakukan di tengah situasi Arab Spring dan naiknya kelompok Islam, sehingga popularitas gerakan ini makin tak terbendung.

Bukti naiknya popularitas Hamas adalah selama agresi Israel ke Jalur Gaza  terakhir pada November lalu.

Analisis menambahkan, kunjungan Misy’al ke Gaza pasca agresi Israel setelah sebelumnya dilarang selama kurang lebih 4 dasawarsa—terutama larangan itu berlaku sepanjang rezim Husni Mubarak—menambah dukungan kepada Hamas.

Apalagi Hamas kini makin diakui oleh pemain di wilayah regional seperti Qatar, Yordania, dan negara-negara Arab lainnya.

Analisis Amerika ini mengisyaratkan, Misy’al berhasil menguatkan Hamas selama Miladnya sepekan lalu. Milad yang dihadiri oleh sejumlah delegasi dan tokoh penting luar negeri.

Terlebih lagi pada kesempatan itu Misy’al menegaskan, sudah waktunya Hamas dan Fatah mengakui kesalahannya dan kembali kepada persatuan. Hamas pun mendukung Palestina sebagai negara non-anggota di PBB.

Baca Juga

Selama ini usaha menyatukan Fatah dan Hamas berakhir gagal karena keberpihakan negara-negara Arab kepada kepentingan Fatah, selain Damaskus dan Teheran. Namun Arab Spring mengubah keadaan.

Selain itu, Turki juga menekan Abbas agar mengambil inisiatif dalam urusan internasional dan memberikan peluang kepada Hamas, terutama di Tepi Barat, agar memainkan peranannya dalam urusan pemerintahan dalam negeri.

Abbas yang berkunjung ke Turki juga sadar benar akan dukungan Turki kepada Hamas. Kemampuan Hamas untuk bekerjasama dengan Fatah, membuat Abbas tidak boleh mengenyampingkan gerakan ini.

Bahkan Fatah dan Hamas sepakat untuk memberikan izin memperingati Milad Hamas ke-25 di Tepi Barat dan sebaliknya Fatah juga akan memperingati miladnya bulan depan di Gaza.

Menurut analisis intelijen Amerika ini, Fatah memanfaatkan kemenangan Hamas dengan memperkuat sikapnya ke PBB.Tetapi, pada saat Hamas naik popularitasnya, Fatah justru identik dengan tokoh-tokoh tua dan korup.

Analisis ini menegaskan, Israel menyadari bahwa Hamas akan lebih menanjak popularitasnya secara bertahap di wilayah Palestina karena perubahan-perubahan politik di kawasan tersebut. (infopalestina)—salam-online

Baca Juga