Skenario Menjadikan Ahok Sebagai DKI-1 Diungkap

Ahok-tempo.co-jpeg.imageJAKARTA (SALAM-ONLINE): Skenario untuk menjadikan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai DKI-1 sebenarnya sudah dipersiapkan sejak awal.

Cerita tentang skenario ini kembali diungkap oleh Sekjen Aliansi Damai Anti Penistaan Islam, M. Idris Hady kepada rakyat merdeka online (rmol), Senin (24/12/2012).

Salah satu skenarionya adalah dengan mendorong Joko Widodo menjadi Presiden atau Wakil Presiden pada 2014.

Sebelumnya diberitakan, barisan pendukung Basuki T. Purnama ditengarai masih menyimpan harapan agar jagoannya menjadi Gubernur DKI Jakarta. Karena itu, Joko Widodo bisa dituding memberikan jalan pada wakilnya.

“Makanya Jokowi harus hati-hati jika tidak ingin dituduh memberi jalan pada wakilnya,” kata pengamat politik Mustofa B. Nahrawardaya seperti dikutip rmol.com, Senin (24/12/2012).

Menurut Mustofa, isu-isu rutin DKI Jakarta sangat rawan dipakai sebagai alat menjatuhkan Gubernur. Kalau sampai jatuh, yang diuntungkan adalah wakilnya, dalam hal ini Ahok.

“Ya, persis di sistem pencalegan. Nomor urut suara 2, sudah pasti berharap nomor urut 1 yang duduk di Senayan segera lengser. Agar nomor urut 2 bisa masuk Senayan. Kalau posisi Wagub, lebih menguntungkan,” jelasnya.

Mustofa membeberkan indikasi pendukung ingin Ahok segera jadi gubernur. Misalnya, pendukung Ahok membiarkan Jokowi melanggar banyak janji yang disampaikan saat kampanye. “Mereka tidak mengawal janji-janji kampanye. Tentu ada udang di balik batu,” jelasnya.

Atau jangan-jangan pula, sambung Mustofa, mereka berpesta saat melihat Gubernurnya keluar garis. Hingga kini, tak satupun pendukung/simpatisan/timses Jokowi yang berani memperingatkan yang bersangkutan.

Baca Juga

Apa janji yang dilanggar atau tak dijalankan Jokowi?

“Sudah banyak yang menulislah. Coba review kembali. Pada masa akhir-akhir ini dimana Jakarta mau banjir, Jokowi masih berani bilang bahwa DKI tinggal genangan saja. Ahok, ketika ditanya/tagih mahasiswa juga ngamuk. Memangnya kalau ngamuk, yang dirugikan siapa? Jokowi,” ujar Mustofa.

Menurut Idris, apa yang dikatakan Mustofa B. Nahrawardaya bahwa barisan pendukung Basuki T. Purnama ditengarai masih menyimpan asa agar jagoannya menjadi gubernur DKI Jakarta, tidaklah salah. Pendukung Ahok diduga sudah mulai bersiasat untuk menggeser Jokowi dari kursi Jakarta-1.

“Ini adalah upaya yang sistemik,” sambungnya lagi. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo salah pilih wakil. Padahal, kata Idris, tanpa Basuki Tjahaja Purnama pun Jokowi bisa menang dalam Pilkada DKI Jakarta.

“Kemenangan Jokowi-Ahok di Pilkada Jakarta kemarin bukan karena Ahok, tapi karena Jokowi,” tambahnya. Faktor Ahok, sambung Idris, justru  berpotensi membunuh karier politik Jokowi.

“Apalagi ditambah arogansi Ahok. Karakter itu yang akan membunuh Jokowi yang santun,”  katanya.

Barisan pendukung Ahok jelas membantah. “Adanya isu yang mengatakan bahwa pendukung Ahok sedang berusaha untuk melengserkan Jokowi agar Ahok naik menggantikannya, saya kira hanya guyonan saja,” kata Martin Hutabarat, anggota dewan pembina partainya Ahok, Partai Gerindra yang juga anggota Komisi III DPR ini.

“Dua-duanya akan kita jaga agar berhasil memperbaiki DKI ini sampai lima tahun mendatang,” tambah Ketua Fraksi Gerindra MPR RI ini. Benarkah? (rmol)–salam-online

Baca Juga