Unjuk Rasa Tuntut KPK Tahan Boediono Berlangsung Ricuh, Polisi Minta Maaf Sempat Tahan Aktivis KAMMI

(detiknews)

JAKARTA (SALAM-ONLINE.COM): Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, siang ini, Selasa (4/12/2012) sempat macet panjang.

Ratusan aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berunjuk rasa di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.

Aktivis KAMMI ini tak hanya mahasiswa di Jakarta, tapi juga mereka berdatangan dari Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi, Banten dan Bandung. Juga  perwakilan dari beberapa daerah, seperti Aceh dan Makassar.

Ada tiga tuntutan aktivis KAMMI dalam aksi ini. Pertama, mereka mendesak KPK segera menuntaskan berbagai kasus korupsi yang ada di Indonesia. Kedua, menuntut KPK berani menahan Boediono, mantan Gubernur Bank Indonesia terkait kasus bailout Bank Century.

Ketiga, mereka mendesak Ketua KPK Abraham Samad dan pimpinan lainnya untuk mundur jika tidak bisa menjerat Wakil Presiden itu sampai pada akhir Desember, tahun ini.

Aksi unjuk rasa ini tiba-tiba berlangsung kian panas setelah beberapa orang mahasiswa mau menurunkan bendera merah putih yang ada di depan gedung KPK.

Penurunan bendera itu, menurut mahasiswa, sebagai simbol lemahnya KPK yang hanya berani menahan jenderal bintang dua, Irjen Djoko Susilo, terkait kasus proyek Simulator SIM.

Tetapi KPK tidak berani menyentuh Boediono yang tidak punya bintang, padahal, menurut mahasiswa, Boediono adalah otak penggelontoran dana talangan atas Bank Century yang saat itu menjabat Gubernur Bank Indonesia.

Baca Juga

Tapi, saat menurunkan bendera beberapa meter, aparat kepolisian dan Satpam KPK bertindak. Polisi menyetop penurunan bendera dan memukuli salah seorang mahasiswa yang menurunkan bendera. Polisi mengamankan mahasiswa ini.

Kericuhan pun terjadi, lantaran puluhan aktivis KAMMI langsung mengejar polisi dan minta temannya itu dilepaskan.

(rmol.com)

Aksi saling dorong dan adu mulut pun tak terhindarkan. Sebagian mahasiswa mengejar polisi, mahasiswa lainnya memblokir jalan. Mereka memblokir dengan cara tidur di Jalan. Tentu kemacetan kian memanjang. Dari kota menuju Kuningan tersendat.

Mereka melakukan aksi ini agar temannya dibebaskan. Tak hanya itu. Mereka minta polisi untuk minta maaf langsung di hadapan mereka lantaran polisi sudah memukuli mahasiswa.

Akhirnya polisi mengalah. Aktivis KAMMI yang ditahan itu dilepaskan.  Dan, seorang perwakilan Polisi bernama Wardin meminta maaf.

“Saya atas nama Polsek Setia Budi meminta maaf,” ujar Wardin di hadapan mahasiswa. Setelah itu barulah mahasiswa membuka jalan yang diblokir.

Tapi, menurut Ketua Umum KAMMI Muhammad Ilyas, meski mahasiswa yang sempat ditahan itu dilepaskan dan polisi minta maaf,  pihaknya akan tetap melaporkan kasus penahanan ini kepada Komisi III DPR RI. (isa)-rmol.com

 

Baca Juga