Mursi Bermain Halus Membela Hamas & Palestina

Mesir-presiden mursi-jpeg.imageSALAM-ONLINE: Presiden Mesir Muhammad Mursi bisa jadi merupakan tokoh paling tersohor di awal tahun masehi ini lantaran terkuak dia pernah mengatakan Yahudi sebagai turunan monyet dan babi.

Meski saat terpilih dia menegaskan bakal terus menjaga perdamaian Camp David antara Negeri Sungai Nil dengan Israel, namun apa yang diucapkan berbanding terbalik dengan banyaknya isyarat memperlihatkan Mursi membenci bangsa Bintang David itu.

Perlu digaris bawahi, Mursi merupakan presiden dari Ikhwanul Muslimin. Kelompok penegak syariah Islam paling ketat dan salah satu sayapnya yakni Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah atau Hamas, penguasa Jalur Gaza, Palestina.

Saat Mesir mengumumkan Mursi menjadi presiden sontak Hamas bergembira dan sujud syukur. Mereka percaya Islam bakal berjaya sebab salah satu negara kuat Timur Tengah itu dipimpin oleh kelompok Islam.

Salah satu dewan pimpinan Hamas, Mahmud Zahar menilai kemenangan Mursi saat itu amat bersejarah. “Hasil pemilihan ini sangat bersejarah dan membuka sebuah era baru dalam sejarah Mesir dan dunia Islam pada umumnya,” ujarnya.

Mursi dan Hamas jadi satu suara, tidak bakal tunduk pada kepentingan Barat. Ini tanda-tanda buruk untuk Amerika Serikat dan Israel. Apalagi berkuasanya kelompok Islam Negeri Sungai Nil ini menyusul kemudian negara lain seperti Maroko, Tunisia, dan Libya saat revolusi Arab merebak dua tahun lalu.

Sementara pemimpin Hamas lainnya Ismail Haniyeh sangat yakin Mursi bakal melindungi Palestina dari serangan penjajah Israel. Keyakinan ini benar adanya bahkan Mursi mampu membuat pembelaannya pada Hamas tidak terlalu menonjol.

Baca Juga

Mursi bermain halus dengan menjadi mediator saat Israel menggempur Gaza tahun lalu. Jalur Rafah pun mulai dibuka untuk mengakhiri blokade perdagangan, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya.

Terpilihnya Mursi memang menjadi karma untuk Zionis yang selama ini merasa sering di atas angin lantaran pihak-pihak kuat sejagat macam Amerika Serikat dan Inggris menjadi pendukung terbesar Israel.

Hamas kerap terpojok dengan sejumlah cap “teroris”. Hamas juga sakit hati sebab Mesir dulu dipimpin mantan Presiden Husni (Laa) Mubarak yang lebih membela lawan politik mereka, Fatah.

Pelan namun pasti Mursi mulai menunjukkan jati diri Ikhwanul Muslimin sebenarnya. Caranya menjalankan kebijakan politik sangat bersih. Dia selalu memakai pernyataan bakal terus menghormati perjanjian Camp David meski enggan menyebut Israel sebagai negara, seperti dilansir surat kabar the Telegraph (28/8/2012).

Mursi juga melengkapi keberpihakan pada Hamas dan Palestina dengan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakui kedaulatan dan kemerdekaan negara itu. Selama ini status Palestina hanya peninjau.

Atas desakan Mursi dan lobi ke negara-negara Arab, Eropa, dan Asia, akhirnya PBB mengakui kedaulatan Palestina hingga menyebabkan Israel seolah dikucilkan warga dunia. (merdeka.com)–salam-online

Baca Juga