Tak Hanya Larang Puasa dan Shalat di Masjid, Penguasa Musyrik China pun Cekal Muslim Uighur Bepergian
BEIJING (SALAM-ONLINE): Tindakan represif dan diskriminatif yang dilakukan penguasa China terhadap Muslim Uighur terus berlanjut.
Tak hanya melarang puasa Ramadhan dan shalat di masjid, pemerintah China pun tak mengizinkan seorang cendekiawan Muslim Uighur untuk bepergian ke Amerika Serikat (AS).
Akademisi bernama Ilham Tihoti tersebut selama ini dikenal sebagai tokoh yang seringkali mengritik perlakuan diskriminatif China kepada warga Muslim Uighur.
Tihoti menyebut ia berencana pergi ke AS untuk kuliah dari beasiswa yang didapatkannya dari Universitas Indiana. Tihoti mengaku dirinya diinterogasi selama berjam-jam oleh petugas bandara sebelum akhirnya dilarang untuk melanjutkan perjalanannya.
“Petugas sama sekali tidak punya alasan untuk menahan saya dan melarang saya untuk bepergian. Saya tidak melanggar peraturan apapun. Saya mengecam tindakan pemerintah dan akan terus memperjuangkan hak saya untuk pergi ke AS,” Ujar Tihoti, seperti dikutip Asahi Shimbun, Senin (4/2/2013).
Terkait larangan itu sendiri bukan pertama kalinya dialami Tihoti. Ia sudah kerap berurusan dengan aksi represif Pemerintah China. Ia sempat berkali-kali dikenai hukuman tahanan rumah, khususnya pada saat terjadinya kerusuhan antar etnis di wilayah Xinjiang pada 2009 lalu.
Tihoti pun mengatakan, keluarganya juga sering mendapatkan tekanan dari aparat pemerintah. Putranya yang berusia enam tahun dilarang untuk mendaftar sekolah. Berkas-berkasnya ditahan oleh aparat.
Etnis Uighur yang Muslim memang seringkali mendapatkan perlakuan diskriminatif dari Pemerintah China. Bahkan saat Ramadhan mereka dilarang berpuasa. Dilarang pula shalat di masjid.
Untuk mencampakkan etnis Muslim Uighur, pemerintah China sengaja mendatangkan etnis Han ke wilayah Xinjiang, sehingga menimbulkan seringnya terjadi gesekan antara kedua etnis tersebut. (okezone/salam-online)