SURABAYA (SALAM-ONLINE): Ratusan aktivis Islam yang dipelopori Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) berunjuk rasa di depan Mapolrestabes Surabaya, Jawa Timur.
Mereka menuntut pembubaran Detasemen Khusus 88 (Densus), karena korps berlambang burung hantu itu dinilai telah mengebiri aktivis Islam dengan alasan “terorisme” tanpa ada langkah hukum yang jelas.
“Densus 88 hanya alat dari Amerika untuk memberangus para aktivis Islam dengan dalih melakukan tindakkan teroris,” kata Dzulkarnain, Juru Bicara JAT Jawa Timur di Surabaya, Jumat (22/3/2013).
Aksi itu, lanjutnya, untuk mendorong isu yang sedang bergulir, karena ada kecenderungan terjadinya tawar menawar politik dan tarik menarik kepentingan oleh kelompok tertentu. Kata Dzulkarnain, ada indikasi Densus 88 tidak akan dibubarkan, namun hanya berganti nama.
“Kami khawatir akan terjadi seperti itu. Sementara tujuan demo ini adalah mendorong kepada DPR untuk segera mengeluarkan pertimbangan pembubaran Densus karena sudah 10 tahun berdiri,” katanya.
Dia menjelaskan, diskriminasi nyata telah dilakukan oleh lembaga tersebut dengan berlindung di badan Polri. Kelompok tertentu di Timur Indonesia yang secara nyata menyerang personel TNI/Polri dan masyarakat sipil, tidak pernah dianggap teroris.
“Begitu juga RMS (Republik Maluku Selatan) yang nyata-nyata meresahkan tidak pernah disebut sebagai kelompok teroris. Hal ini sangat bertentangan dengan UU 15 Tahun 2003 tentang terorisme,” tukasnya.
Elemen aktivis Islam yang turut aksi tersebut adalah MMI (Majelis Mujahiddin Indonesia), Gabungan Reformis Islam (GARIS), GAMIS (Gabungan Masyarakat Islam), Pengajian Sabtu malam Ahad (PESAD) dan sejumlah aktivis kampus. (okezone), salam-online