JAKARTA (SALAM-ONLINE): Salah satu tokoh yang hadir dalam ‘Pernyataan Bersama’ ormas Islam, Kamis (7/3/2013) terkait Densus 88 adalah Ali Mochtar Ngabalin.
Tak hanya menggugat keberadaan Densus 88, Ali Mochtar juga mempertanyakan keberadaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang dipimpin Ansyaad Mbai. Lembaga BNPT ini, menurut Ngabalin, kerjanya tidak jelas. Tak ada laporannya kepada publik.
Karena itu, Ngabalin menantang Ansyaad Mbai untuk berdebat soal “terorisme”. “Saya tantang Ansyaad Mbai, saya siap dipertemukan dengan Ansyaad Mbai,” tantang Ketua DPP Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid se-Indonesia (BKPRMI) itu.
Mantan Anggota DPR ini hanyalah satu di antara tokoh yang menggugat keberadaan Densus 88. Kata Ali Mochtar, mengapa disebut Densus 88, dan dari mana dana operasionalnya, masyarakat harus tahu.
Di hadapan para wartawan seusai pertemuan tokoh Islam dalam forum Silaturrahim Ormas-Lembaga Islam (SOLI) terkait Densus 88 di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (7/3/2013) Ali Mochtar sekilas membeberkan tentang Densus 88, kenapa diberi nama Densus 88, dari mana dananya, dan siapa yang bisa mengaudit dan mengevaluasi lembaga ini. “Saya punya data tentang itu,” katanya.
Penyebutan angka 88 itu, kata Ngabalin, diambil dari jumlah tewasnya orang Australia saat Bom Bali pertama. Lalu, ujarnya, masyarakat juga harus tahu mengapa Densus 88 itu dibentuk.