Kardinal Inggris Akui Lakukan Pelecehan Seksual
LONDON (SALAM-ONLINE): Kardinal Keith O’Brien, yang mundur dari posisinya sebagai pejabat paling senior Gereja Katolik Roma di Inggris pekan lalu karena tuduhan “tindakan tak pantas” terhadap pastor lain, akhirnya mengakui telah melakukan tindakan pelecehan seksual.
Pengakuan itu menjadi pukulan bagi hierarki gereja Katolik bahkan di saat para kardinal dijadwalkan berkumpul di Roma untuk menentukan tanggal pelaksanaan konklaf atau pemilihan Paus yang baru.
Di Inggris, pengakuan itu dianggap sebagai konfirmasi atas apa yang para pengamat sebut sebagai contoh utama kemunafikan gereja dimana O’Brien (74) muncul sebagai tokoh yang menentang hak kaum homoseksual dan berkampanye menolak pengesahan pernikahan sesama jenis.
Senin lalu, Paus Benediktus XVI mendesak O’Brien untuk mengajukan pensiun dini hanya dalam sehari setelah koran lokal Inggris memuat tuduhan empat pria, tiga pastor dan satu mantan pastor, yang menyebut O’Brien telah melakukan hubungan intim dengan mereka.
Saat berita itu pertama kali diterbitkan, O’Brien, yang telah menjadi kepala gereja di Skotlandia sejak 2003, membantah semua tuduhan tersebut melalui juru bicaranya.
Namun, akhirnya pada Minggu (3/3/2013) waktu setempat, O’Brien mengakui melalui pernyataannya di situs resmi gereja bahwa tindakannya itu berada jauh di bawah standar seorang pastor, kepala uskup dan kardinal. Dia berjanji untuk “menghabiskan seluruh sisa hidupnya dalam masa pensiun dan tidak lagi mengambil peran dalam kehidupan masyarakat di Gereja Katolik Skotlandia”.
O’Brien juga telah mengundurkan diri untuk hadir pada acara konklaf dimana para kardinal berkumpul untuk memilih Paus yang baru.
“Kepada mereka yang telah saya sakiti, saya meminta maaf dan memohon pengampunan. Untuk Gereja Katolik dan warga Skotlandia, saya juga memohon maaf,” kata O’Brien.
Pada Minggu (3/3/2013), koran Observer di Inggris, yang memuat tuduhan awal kepadanya, memberitakan reaksi salah satu pastor yang pernah dilecehkan O’Brien.
Koran itu mengatakan pria yang memberikan kesaksian tersebut merasa kaget saat juru bicara gereja bersikukuh mengatakan bahwa pengunduran diri O’Brien tidak terkait dengan berbagai tuduhan yang beredar. Pria tersebut merupakan salah satu pastor yang mengatakan O’Brien mendekatinya pada tahun 1980-an saat dia masih berumur 20 tahun di seminari.
Dia juga mengatakan bahwa saat dia dan tiga pastor lainnya mendekati misi diplomatik Vatikan di London bulan lalu untuk membuat pengaduan resmi, mereka diperingatkan bahwa berbicara kepada publik akan menyebabkan kehancuran yang lebih besar lagi bagi gereja.
“Ini bukan soal budaya kaum gay atau normal. Ini mengenai budaya keterbukaan. Saya akan senang jika melihat uskup, kardinal atau Paus yang homoseksual. Tapi gereja bertindak seolah-olah identitas seksual harus dirahasiakan,” kata pria itu seperti dikutip koran Observer. (fajar/an-najah), salam-online