Ramadhan Al-Buthi, Syaikh Pembela Assad Tewas dalam Serangan Bom, Ini Tanggapan Front Islam Suriah
DAMASKUS (SALAM-ONLINE): ‘Ulama’ terkenal yang selama dua tahun masa revolusi rakyat gigih membela rezim Nushairiyah Suriah, Syaikh Sa’id Ramadhan al-Buthi, akhirnya mengakhiri hidupnya dengan tragis. Ia tewas dalam ledakan bom di Damaskus pada Kamis (21/3/2013).
Situs “Revolusi Suriah Melawan Al-Buthi” menyebutkan berita tembakan artileri pasukan rezim pemerintah Nushairiyah secara tidak sengaja menghantam masjid dimana Syaikh al-Buthi mengajar, sehingga Syaikh Al-Buthi tewas bersama beberapa tentara pengawalnya. Sumber lainnya menyebut Al-Buthi tewas bersama 20 orang lainnya dalam serangan bom bunuh diri.
Dari sumber-sumber Mujahidin di Suriah menyatakan, bahwa Al-Buthi yang dulunya penulis produktif, buku-bukunya menjadi rujukan Ikhwanul Muslimin, meskipun dia bukan anggota dari gerakan yang didirikan Hasan Al Banna itu. Sumber tersebut mengabarkan, Ramadhan Al-Buthi berubah menjadi “pikun” dan membela rezim zalim Bashar Assad.
Sama seperti mufti besar Suriah Syaikh Ahmad Hassun, Syaikh Al-Buthi dalam ceramah-ceramahnya termasuk dalam khutbah Jumat selalu memuji-muji Bashar Al-Assad. Bahkan di awal-awal revolusi Suriah, jamaah yang kesal mendengar khutbah Jumatnya, mengusir dan menurunkannya dari mimbar masjid.
Komentar miring banyak dialamatkan ke ulama pro rezim Assad ini termasuk oleh salah seorang aktivis Islam asal Suriah, Syaikh Ghayyats Abdul Baqi yang mengatakan bahwa Syaikh Al-Buthi sudah tidak bisa diharapkan karena sikapnya yang sangat membela rezim Assad.
“Seseorang pernah bertanya ke Syaikh Ramadhan Al-Buthi apa hukumnya orang yang diminta sujud menyembah fotonya Assad, jawaban mengejutkan datang dari Syaikh Ramadhan Al-Buthi, beliau menjawab bahwa berdosa jika tidak mematuhi perintah itu karena hal tersebut berarti tidak taat kepada pemimpin,” ujar Syaikh Ghayyats beberapa waktu lalu, seperti dikutip Islampos, Jumat (22/3/2013).
Bersama Mufti Suriah, Syaikh Ahmad Hassun, Syaikh Sa’id Ramadhan al-Buthi selama lebih dari 40 tahun sampai ia tewas sangat konsisten membela rezim jagal Nushairiyah dinasti Assad (dimulai sejak ayahnya Bashar Hafez Al-Assad). Puluhan ribu Muslim yang dibantai oleh Assad sama sekali tak pernah digubris oleh Syaikh Al-Buthi.
Loyalitas mutlak Syaikh Al-Buthi kepada rezim Nushairiyah Suriah menempatkannya dalam posisi musuh utama rakyat Muslim Suriah. Para aktivis revolusi sampai membuat sejumlah situs dan akun bernama “Revolusi Suriah Melawan Al-Buthi”.
Menanggapi tewasnya ‘ulama’ pembela setia rezim jagal Nushairiyah tersebut, Mujahidin Suriah mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah semata. Ketua Mujahidin Harakah Ahrar asy-Syam al-Islamiyyah sekaligus ketua Al-Jabhah al-Islamiyyah as-Suriyah, Abu Abdullah al-Hamawi mengatakan kepada kantor berita Islam Haq, “Al-Buthi telah berbuat munafik. Ya Allah, janganlah Engkau menyesatkan kami setelah Engkau memberi kami petunjuk (QS Ali Imran: 8). Kepada sisa-sisa barisan munafik, kami katakan kepada mereka: ‘Ya Allah, kunci matilah hati mereka sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih’,” (QS Yunus: 88).
Abu Abdullah al-Hamawi menambahkan, “Bal’am telah berbuat munafik. Tewasnya Al-Buthi dalam keadaan terus-menerus membela taghut dan menyombongkan diri, merupakan pesan bagi setiap orang yang merasa aman dari makar Allah.”
Al-Jabhah al-Islamiyyah as-Suriyah atau Front Islam Suriah adalah aliansi bersama sejumlah kelompok Mujahidin dan Mujahidin FSA yang bercita-cita menegakkan Daulah Islam di Suriah. Front ini antara lain beranggotakan Jabhah Nushrah, Brigade Ahrar asy-Syam, Harakat al-Fajr al-Islamiyah dan Brigade Daud FSA.
Situs “Revolusi Suriah melawan Al-Buthi” menyebutkan rezim Nushairiyah Suriah akan “menjual belikan” berita kematian ‘ulama’ pendukung setia Bashar Asad itu sebagaimana rezim Nushairiyah selama 40 tahun ini mempergunakan fatwa-fatwa Al-Buthi untuk menindas kaum Muslimin Suriah. (arrahmah.com), salam-online