MOJOKERTO (SALAM-ONLINE): Setelah dihebohkan dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS) yang dinilai menyimpang dari nilai-nilai Islam, kini Dinas Pendidikan Kota Majokerto, Jawa Timur telah merevisinya dengan yang baru.
Seperti diberitakan sebelumnya, ribuan LKS Pendidikan Islam SMP kelas IX yang dinilai menyesatkan di Mojokerto disuguhkan kepada anak didik Islam.
Tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) telah meluruskan materi yang menyesatkan itu. Salah satu LKS yang diganti terdapat di SMP 4 Kota Mojokerto.
“Anak-anak, ini kita ganti yang sudah direvisi,” kata salah seorang tim MGMP di depan kelas, seperti dikutip detikcom, Rabu (6/3/2013).
LKS sebelumnya yang telah memuat materi bahwa shalat Jumat dan jenazah tak wajib dilakukan umat Islam ini telah direvisi. LKS yang telah direvisi itu kini telah menghilangkan poin-poin mengenai hukum dua salat wajib tersebut.
Ketua tim penyusun LKS, Imron Yahya mengatakan, pihaknya mengakui jika penyusunan LKS itu memang kurang jeli dan cermat. Untuk itu, pihaknya berjanji ke depannya tak ada kesalahan penyusunan LKS.
“Kita memang kurang jeli menyusun LKS itu. Ke depannya semoga tak ada kesalahan,” katanya kepada wartawan di sela-sela penarikan LKS tersebut di SMP 4.
Sementara salah satu siswi kelas IX SMP 4, Kirana (15) mengatakan, LKS tersebut awalnya memang sangat membingungkan. Bahkan, sempat menuai banyak perbedaan pemahaman. Hal ini membuat guru harus meluruskan kembali.
“Awalnya membingungkan dan kita sering berdebat soal hukum shalat itu dengan kawan-kawan,” kata Kirana.
Sebelumnya, LKS di Kota Mojokerto kembali menjadi sorotan. Belum lama beredar LKS bergambar Miyabi, juga menimpa LKS pendidikan Islam tingkat SMP, dan terdapat materi yang dinilai tidak sesuai dengan fiqih.
Materi tak sesuai itu terdapat dalam Bab 5 mengenai shalat sunah pada halaman 47. Mulai definisi dan sebagainya, LKS ini menerangkan secara gamblang. Namun, LKS yang tidak diketahui penerbitnya itu dianggap tak sesuai dalam hukum fiqih.
Bagaimana ceritanya LKS pendidikan Islam disusun oleh orang atau tim yang tak memahami Islam? Ini sungguh sangat fatal! Jangan salahkan jika ada pihak yang berpikir adanya unsur kesengajaan untuk menyesatkan anak didik Islam. Semoga itu tak terjadi lagi. (salam-online)