Pasal Santet: ‘Menghindari Main Hakim Sendiri, Tapi Menimbulkan Fitnah’

Santet-pasal santet-jpeg.imageMALANG (SALAM-ONLINE): Rancangan Undang-Undang KUHP yang terdapat pasal santet menjadi polemik.

Ahli hukum pidana Universitas Brawijaya Malang, Masruchin Ruba’i, menilai, tujuan pasal tersebut untuk menghindari main hakim sendiri yang selama ini sering terjadi di masyarakat terkait isu santet.

Dalam pasal tersebut, katanya, hanya menjerat orang yang mengaku bisa melakukan santet dan diduga mempunyai profesi itu.

“Tentu harus ada bukti-bukti fisik seperti alat-alat yang digunakan orang tersebut benar atau tidak,” kata Masruchin seperti dikuti Okezone, Selasa (19/3/2013).

Masruchin menambahkan, latar belakang secara sosiologis dan faktual munculnya pasal itu adalah adanya kepercayaan santet dalam masyarakat. Kemudian, fakta berikutnya seringkali terjadi aksi main hakim sendiri kepada orang yang diduga pelaku santet.

“Aksi main hakim sendiri itu terjadi karena tidak ada undang-undang yang mengaturnya,” ujar Dosen Hukum Pidana itu.

Untuk menghindari aksi main hakim sendiri, lanjutnya, perlu satu perumusan yang mengakomodasi keyakinan untuk bisa menjerat santet. “Pasal ini hanya menjerat orang yang mengaku bisa melakukan santet,” tuturnya.

Baca Juga

Tetapi, menurut praktisi spiritual di Malang, Sukemi, munculnya pasal yang terkait santet dalam RUU KUHP yang kini digodok Dewan Perwakilan Rakyat, dinilai tidak perlu dan berdampak pada timbulnya fitnah di masyarakat. Sebab, hal semacam itu tidak bisa dimunculkan atau dibuktikan.

Menurut Sukemi, hal gaib itu ada tapi tidak ada. Dia menegaskan agar masyarakat tidak percaya santet, sebab sesuatu yang gaib tidak bisa menyakiti atau membunuh.

“Gaibnya jin dan setan itu tidak bisa membunuh. Ada satu gaib yang bisa membunuh yaitu malaikat pencabut nyawa  atas perintah Allah,” kata Sukemi kepada Okezone, Selasa (19/3/2013).

Santet-jpeg.imageSukemi menyampaikan, santet atau gaib tidak dapat menimbulkan penyakit, kematian, penderitaan mental atau fisik seseorang. “Jangan percaya gitu, semuanya dari Allah,” ujarnya.

Menurutnya, penyakit atau penderitaan merupakan ujian atau pesan dari Allah kepada manusia. Dia mencontohkan, rambutnya yang di waktu muda masih hitam tapi sekarang memutih merupakan pesan dari Allah kalau sudah mendekati kamatian. (okezone), salam-online

Baca Juga