JAKARTA (SALAM-ONLINE): Pimpinan Majelis Azzikra, Sentul, Bogor, Ustadz Arifin Ilham membantah terlibat dalam barisan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) pimpinan Said Aqil Siradj (Ketua tanfidziyah PBNU) yang mendukung asas Pancasila untuk ormas.
“Itu mencatut nama Azzikra,” ujarnya saat dihubungi salam-online, Senin (25/3/2013).
Seperti diberitakan di harian Republika hari ini (25/3/2013), Mendagri Gamawan Fauzi menyatakan mendapat dukungan dari 13 ormas Islam yang tergabung dalam LPOI perihal pancasila yang ‘wajib’ jadi asas ormas sebagaimana di era Orde Baru.
Disebutkan, 13 ormas Islam yang tergabung dalam LPOI adalah NU, Persis, Al-Irsyad al-Islamiyah, al-Ittihadiyah, Matlaul Anwar, Ar-Rabithah al-Alawiyah, al-Washliyah, Az-Zikra, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), IKADI, Perti, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).
Merespon hal itu, termasuk pencatutan nama Azzikra, da’i muda asal Kalimantan Selatan ini menegaskan bahwa Syariat Islam adalah ‘harga mati’. “Saya sudah berkali-kali menyatakan syariat Islam harga mati,” katanya.
Bantahan serupa ditegaskan Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Ustadz Syuhada Bahri saat diklarifikasi Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA) Ustadz Ferry Nur.
“Kami tidak ikut dan kita tidak memberi mandat kepada siapapun untuk itu,” bantah Ustadz Syuhada melalui pesan singkatnya, Senin (25/3/2013).
Sebelumnya Said Aqil Siradj lewat gerbong LPOI melakukan manuver kunjungan ke istana, Kamis (14/3/2013) untuk memberikan dukungannya kepada Presiden SBY. Dan, Ustadz Syuhada pun telah membantah keterlibatan DDII dalam kunjungan ke istana tersebut. (salam-online, 16/3/2013).
Seperti halnya DDII, Ustadz Arifin juga menolak keterlibatan Azzikra dalam kunjungan ke istana. “Tak ada wakil Azzikra atau keterlibatan Azzikra di LPOI,” ungkap Ustadz Arifin.
Pernyataan ini, kata Ustadz Arifin, sekaligus sebagai bantahan yang menyebut Azzikra terlibat dalam LPOI. (isa/salam-online)