Agar Makin Istimewa, Sultan Diminta Hapus Hiburan Malam di Yogya

Sri Sultan Hamengkubuwono X-jpeg.imageSLEMAN (SALAM-ONLINE): Dosen Ilmu Sosial Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Yogyakarta, Pajar Hatma Indra Jaya, melihat akar masalah dari penyerangan di Lapas Klas IIB Cebongan, Sleman, berawal dari tempat hiburan malam.

Pasalnya, sebelum penyerangan itu terjadi pada Sabtu, 23 Maret 2013 lalu, ada insiden penyeroyokan yang menewaskan seorang anggota TNI AD pada Selasa, 19 Maret sebelumnya  di tempat hiburang malam, Hugo’s Cafe yang berada di Jalan Adisucipto Km 8,5 Maguwoharjo, Depok, Sleman.

“Saya melihat ada hubungannya satu peristiwa sebelum penyerangan di Lapas Cebongan dengan peristiwa yang terjadi di Hugo’s. Ada akibat, pasti ada sebabnya. Itu menjadi Pekerjaan Rumah (PR) yang masih dikerjakan, baik dari Institusi Kepolisian maupun TNI,” kata Pajar kepada okezone, Sabtu (30/3/2013).

Terlepas sebab-akibat yang sudah terjadi itu, Pajar melihat akar permasalahan utama justru pada adanya tempat hiburan malam. Sosiolog itu justru berpikir jauh ke depan supaya Raja Kraton Yogyakarta sekaligus Gubernur DIY, Sultan HB X, berani untuk menutup semua lokasi hiburan malam.

“Saya pikir Sultan harus mendeklarasikan agar Yogyakarta makin Istimewa, Yogyakarta beda dengan daerah lain, salah satunya Yogyakarta Bebas dari Club Hiburan Malam,” tegasnya.

Baca Juga

Alasan meniadakan tempat hiburan malam di Yogyakarta karena keburukan lebih dominan dari kebaikan. Terlebih, suatu tempat hiburan malam itu hanya dipakai sebagai tempat untuk berkumpulnya para preman yang tidak memiliki pekerjaan selain melakukan pemerasan, pemalakan, penjambretan, dan dunia hitam lainnya.

“Tidak ada manfaat pendirian club hiburan malam, kecuali retribusi. Dampak negatifnya lebih besar. Coba cari nilai positifnya, hanya ketemu satu, retribusi saja. Kerugiannya, setidaknya ada enam, mulai dari konsumsi miras, narkoba, pergaulan bebas, berkelahi hingga terjadi pembunuhan, judi, dan bergadang,” jelasnya.

Pajar mengakui kebijakan itu pasti menimbulkan reaksi mulai dari pro dan kontra di tengah sosial masyarakat. Namun, kebijakan itu jika sudah diketok, dan implementasinya jalan, perlahan gejolak yang ada di masyarakat akan reda dengan sendirinya. (okezone), salam-online

Baca Juga