Surati SBY Tolak Miss World, MUI Jatim: Kita Susahnya Bangun Umat, kok Malah Obok-obok Seenaknya

MUI-Jatim-KH-Abdusshomad-Bukhori-inilahjabar.com-jpeg.image_1
KH Abdusshomad Buchori

SURABAYA (SALAM-ONLINE): Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim), seperti halnya ormas Islam lainnya, juga menolak kontes Miss World September 2013 mendatang.

Menurut Ketua MUI Jawa Timur KH Abdusshomad Buchori, MUI Jatim secara resmi akan mengirim surat penolakan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). MUI Jatim minta Presiden SBY agar ajang Miss World yang akan digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, pada 28 September, dibatalkan.

“Indonesia iku ojolah, acara iku jangan (Indonesia janganlah, acara itu jangan). Kita ingin memberi saran ke presiden supaya tidak berkenan dan supaya beliau mengakhiri jabatan secara husnul khotimah. Itu mesti menjadi ajang pameran aurat,” ujar KH Abdusshomad Buchori seperti dikutip detikcom, Ahad (28/4/2013).

Ia mengungkapkan, penolakan ajang Miss World itu tertuang dalam rapat kerja daerah MUI Jatim yang digelar di Sidoarjo. “Penolakan itu menjadi salah satu rekomendasi dalam rakerda MUI Jatim dan disetujui ormas Islam di Jatim,” imbuhnya.

Baca Juga

Kiai Abdusshomad meyakinkan, bahwa penolakan yang dilakukan MUI Jatim sama sekali tidak mempunyai maksud apa-apa dan tendesi apapun. Pihaknya hanya ingin membantu pemerintah untuk memuluskan pembangunan di bidang akhlak.

“Indonesia kan salah satu negara Muslim. Apalagi acara puncaknya di Bogor yang merupakan salah satu kota santri dan ulama di Bogor sudah menolak. Kita susahnya bangun umat untuk jadi lebih baik kok malah obok-obok seenaknya. Tidak ada tendesi apa-apa, tolong semua pihak memahami,” tegasnya.

Ia juga tidak setuju jika ajang final Miss World dikatakan sebagai ajang untuk menaikkan nilai pariwisata Indonesia. Menurutnya, pariwisata adalah menghidupkan kembali aset lokal seperti budaya lokal, pembangunan hotel yang terjangkau serta rasa aman bagi wisatawan asing maupun lokal.

Tak hanya itu, kata Abdusshomad, jika ajang tersebut tetap dilanjutkan dan digelar, pihaknya khawatir terjadi konflik. “Sekarang kan Indonesia sedang membangun ekonomi, membangun akhlak dan negara ini bukan negara hedonisme. Tolong jangan sampai terjadi konflik jika tetap dilanjutkan. Mumpung masih jauh, ditolak saja,” pungkasnya. (detik.com/salam-online)

Baca Juga