Ummu Hasan, Satu di Antara Ribuan Wanita Suriah Hari Ini yang memerlukan Uluran Tangan

HASI 6-Suriah-Ummu Hasan-jpeg.image
Ummu Hasan

SALMA (SALAM-ONLINE): Wanita itu telah berusi kisaran enam puluh tahun. Hal itu nampak dari kulitnya yang telah mengeriput.

Entah karena memang usia atau karena sulitnya hidup yang dihadapi sehingga menyebabkan nampak wajahnya lebih tua dari usia sebenarnya. Kami memanggilnya dengan Ummu Hasan, karena anak pertamanya bernama Hasan.

Saat siang hari kami datang bertamu ke rumahnya Ummu Hasan tidak sedang di rumah seperti kebanyakan wanita usia lanjut lainnnya.

Umumnya di usia lanjut lebih banyak kita temukan seorang wanita berdiam di rumah menikmati hari tua, merasakan sentuhan hangat kasih sayang anak-anaknya, sebagaimana mereka dulu memberi kasih sayang kepada anak-anaknya di saat masih kecil.

Dokter Romi memerintahkan salah seorang remaja yang sedang duduk di luar untuk mencarikan Ummu Hasan.

Tidak lama kami menunggu, akhirnya Ummu Hasan datang dengan tergopoh-gopoh seperti seseorang yang hendak menyambut tuannya.

Bagi warga sekitaran Jabal Akrod, kedatangan seorang dokter Romi merupakan suatu ‘berkah’ tersendiri, karena selain berkunjung menanyakan kondisi warga, biasanya dokter Romi selalu membawa bantuan di setiap kunjungannya, apakah bantuan berbentuk pangan ataupun bantuan langsung tunai.

Dokter spesialis anak ini memang dikenal sangat ramah oleh penduduk sekitar Jabal Akrod. Tutur kata yang santun, pembawaan yang lembut serta mendengarkan setiap pembicaraan lawan bicaranya menjadi ciri tersendiri bagi sosok sang dokter.

Dengan bahasa ‘amiyah Suriah Ummu Hasan mempersilakan kami masuk dan dua remaja tadi yang ternyata kedua anaknya itu untuk ikut masuk ke dalam rumahnya. Kami mungkin menyebutnya bangunan rumah, karena di sana-sini masih belum sempurna.

Tampak pintu dengan engsel yang rusak dan belum diperbaiki, jendela dalam tanpa disertai teralis apalagi gorden dengan corak bunganya, atap yang tanpa plafon, lantai tanpa keramik dan dinding yang masih asli tanpa sentuhan pewarna cat. Tapi disinilah ummu Hasan tinggal, bersama 3 sisa anaknya.

Baca Juga

Ummu Hasan adalah seorang janda yang ditinggal mati syahid (semoga) suaminya, Abu Hasan. Seorang pria tua penuh semangat juang membantu saudara Muslimnya yang sedang berjuang melawan rezim zalim.

Saat awal terjadinya revolusi, Abu Hasan dikenal banyak membantu umat Islam, khususnya para pejuang, dengan memenuhi kebutuhan logistik mereka. Abu Hasan, semoga Allah merahmatinya, syahid (insya Allah) beberapa bulan lalu di tangan seorang sniper tentara rezim Bashar saat sedang membawa logistik untuk para pejuang, di atas kendaraannya. Semoga Allah menerima seluruh amalnya dan menempatkannya di tempat yang mulia di sisi-Nya. Aamiin

Sambil terisak menahan tangis, Ummu Hasan menceritakan betapa kehidupan semakin berat dirasakan sepeninggal suaminya.

Sebagai istri, tidak banyak yang dapat dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan dapurnya karena memang tugas istri adalah di rumah, sehingga saat suaminya meninggalkannya tidak banyak yang dapat dilakukan selain bercocok tanam dan berladang.

Beruntung suaminya meninggalkan sepetak tanah dengan pohon zaitun dan apel di atasnya, sehingga ia dapat menyibukkan diri dengannya dan tidak larut dalam kesedihan. Hanya saja pada musim dingin zaitun dan apel tidak berbuah sehingga Ummu Hasan dan keluarganya tidak mendapatkan hasil darinya.

Oleh sebab itu, maka kami dengan diantar oleh dokter Romi menemuinya dan keluarganya untuk menyampaikan amanah kaum Muslimin Indonesia, yaitu berupa bantuan dana untuk keluarga fakir yang ada di Suriah.

Walaupun tidak terlalu besar jumlahnya, mudah-mudahan dapat memenuhi kebutuhan mereka seperti roti, gandum dan buah-buahan serta kebutuhan harian lainnya.

Kami kabarkan kepada Umat Islam Indonesia bahwa janda-janda seperti Ummu Hasan di Suriah jumlahnya ribuan orang. Mereka membutuhkan lebih banyak bantuan dari kita.

Para janda seperti Ummu Hasan memerlukan uluran tangan kita, kaum Muslimin, karena para suami mereka gugur di Jalan Allah. Mereka tidak pernah meminta. Tetapi, jangan pernah kita menunggu mereka meminta, karena mereka adalah tanggung jawab kita. (Abu Abdillah/Tim ke-6 Relawan HASI untuk Suriah)

Baca Juga