Walikota Sukabumi Terpilih ‘Digugat’ karena Dianggap Masih Menganut Ahmadiyah

Sukabumi-Mohamad Muraz-2-inilah.com-jpeg.image
Mohamad Muraz (tengah)

SUKABUMI (SALAM-ONLINE): Meski baru terpilih menjadi Walikota Sukabumi, Jawa Barat, Mohamad Muraz disoal, karena selama ini ia dianggap sebagai anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).

Menurut Muraz sendiri, dia dilahirkan dalam keluarga Nahdlatul Ulama (NU). Ia mengatakan, selama ini dia memahami Ahmadiyah sebagai organisasi masyarakat (ormas), bukan sebagai agama sesat.

Muraz menegaskan, selama ini pun dia lebih banyak beribadah dengan umat Islam lainnya, tidak dengan anggota Ahmadiyah. Muraz juga membantah istri dan anaknya masuk dalam Ahmadiyah.

Sebelum mencalonkan diri sebagai Walikota, Muraz menjabat Sekda Kota Sukabumi. Pada Sabtu (30/3/2013) ia menyatakan keluar dari Ahmadiyah. Dia didampingi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi, Prof Dr Dedy Ismatullah Mahdi.

Muraz menyampaikan pernyataan tersebut di Gedung Pusat Kajian Islam (PUKIS) Kota Sukabumi, namun ikrarnya dinyatakan di depan pengurus MUI Kota Sukabumi dua hari sebelumnya.

Muraz mengatakan, sikapnya tersebut bukan karena adanya tekanan atau untuk kepentingan politik. Tapi semata-mata karena kesadarannya sendiri. “Tidak ada paksaan dari siapa pun,” ujarnya singkat.

Baca Juga

Namun, pernyataan keluarnya Muraz dari Ahmadiyah masih dipertanyakan oleh umat Islam di Sukabumi. Salah satunya datang dari organisasi massa (Ormas) Islam bernama Barisan Anti Aliran Sesat (Brantas). Sebelum pemilihan walikota dan wakilnya beberapa waktu lalu Brantas melakukan aksi tuntutan untuk membuktikan ke-Islaman Muraz.

“Kami menuntut Muraz supaya bersyahadat dan menyatakan masuk Islam di tempat terbuka dengan disaksikan masyarakat Sukabumi bahwa dia dan semua keluarganya telah keluar dari Ahmadiyah dan menyatakan secara terbuka di depan umat Islam Sukabumi,” demikian tuntutan Ketua Umum Brantas Habib Ali Rezha bin Muhammad Assegaf.

Tak hanya itu. “Kami juga menuntut Muraz supaya menyatakan di depan masyarakat Sukabumi dan di depan media, bahwa Ahmadiyah itu sesat, kafir dan murtad, dan tidak ada agama yang benar kecuali Islam. Dan terakhir, kami minta Ahmadiyah dibubarkan serta menutup segala fasilitasnya sebagai bukti jika Muraz benar-benar seorang Muslim,” tegas Habib Rezha.

Sukabumi-tuntutan bukti ke-Islaman walikota sukabumi terpilih-jpeg.imageKepada Suara Islam Online, Habib Rezha menyatakan belum sepenuhnya percaya ke-Islaman Muraz.

“Selama ini dia mengaku Ahlussunnah yang berorganisasi JAI. Saya sudah tahu sejak lama dia dan keluarganya itu dedengkotnya Ahmadiyah. Dia tidak taubat, dia hanya menyatakan keluar dari ormas JAI di depan MUI. JAI bukan hanya sekadar ormas, mereka mengaku Islam tapi memiliki akidah yang sesat dan menyesatkan,” ujar Habib muda ini.

“Kita akan terus berjuang, insya Allah kita masih akan terus menuntut pembubaran Ahmadiyah di kota Sukabumi,” tutupnya. Sumber: SI Online (salam-online)

Baca Juga