SOLO (SALAM-ONLINE): Juru Bicara keluarga Slamet Pilih Utomo, Hendro, menyesalkan penangkapan Slamet Pilih Utomo yang dilakukan oleh Densus 88. Pasalnya, anak Slamet yang ikut dibawa petugas kini mengalami trauma.
“Selain tanpa surat penangkapan, polisi menangkap dengan cara menabrak saat Slamet membawa anaknya yang masih kecil. Patut disesali, polisi juga ikut membawa anak Slamet yang nyata-nyata masih di bawah umur,” kata Hendro, Rabu (15/5/2013).
Meskipun tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada anak Slamet, namun sejak penangkapan itu sang anak mengalami trauma yang cukup berat.
“Anak dari Mas Slamet ini mengalami trauma karena pasca-penangkapan, walaupun tidak ada tanda-tanda kekerasan, namun sejak penangkapan tersebut putra Mas Slamet yang ikut diamankan menderita mual, pusing, serta sakit-sakit di tubuh,” jelas Hendro.
Hendro menjelaskan, apa yang dilakukan Densus ikut menangkap anak di bawah umur dikhawatirkan keluarga akan menimbulkan trauma tersendiri di masa depannya.
Apalagi secara langsung di depan mata si anak, melihat orangtuanya ditangkap dengan cara-cara yang tidak wajar, meski dalam penangkapan tersebut Slamet tidak melakukan perlawanan sama sekali.
Hendro menjelaskan, tuduhan polisi terhadap Slamet yang terlibat jaringan aksi perampokan serta jaringan “teroris” kelompok poso salah besar. Pasalnya, Slamet tidak memiliki keahlian apapun terkait jaringan “teroris” selain keahliannya sebagai ahli bekam. (okezone), salam-online