Indo Barometer: Partai Abal-abal tanpa Kaderisasi Rekrut ‘Artis’

muhammad-qodari-jpeg.image
Muhammad Qodari

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyebut parpol yang tanpa kaderisasi, lalu merekrut ‘artis’ sebagai caleg untuk mendulang suara sebagai partai abal-abal.

Menurutnya, memang semua warga negara berhak menjadi Caleg. Termasuk wartawan, akademisi, pengusaha, bahkan mantan pejabat pemerintahan serta TNI dan Polri.

Namun yang terpenting saat ini dan ke depannya, menurut Qodari, bagaimana mekanisme rekrutmen itu harus diperketat oleh elit Parpol. Kalau artis misalnya, minimal dua tahun sebelum nyaleg sudah menjadi kader atau bergabung dengan salah satu partai.

“Jangan tiba-tiba, nyelonong menjadi caleg tanpa mekanisme pendidikan kader. Tanpa pendidikan kader, saya menyebut partai bersangkutan sebagai partai abal-abal,” tegasnya.

Baca Juga

Karenanya, ia mengatakan, kebijakan elit partai politik (Parpol) yang mencalonkan ‘artis’ yang diyakini sebagai pendulang suara dalam Pemilu, itu tidak tepat.

“Keyakinan tersebut hanya halusinasi. Faktanya, Pemilu 2009 sangat sedikit ‘artis’ yang lolos jadi anggota DPR. Bahkan Partai Amanat Nasional (PAN) yang paling banyak mengusung artis, justru perolehan suaranya turun,” kata M Qodari, di gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (6/5/2013).

Anehnya, lanjut M Qodari, dalam Pemilu 2014, PAN adalah parpol yang masih tertinggi mengusung ‘artis’ untuk dicalonkan sebagai anggota DPR yakni sebanyak 32 Caleg, disusul Gerindra, PKB, Hanura, PPP, PDIP, Demokrat, Golkar, Nasdem. “Saya tegaskan, artis itu tak identik dengan elektabilitas,” imbuh Qodari.

Selain itu, menurut Qodari, ‘artis’ memang spesies unik. Datang dan perginya selalu menjadi berita. “Problemnya artis dianggap hanya mampu di bidang seni, bukan tata kelola negara. Ditambah lagi tak berkompeten. Parpol hanya memanfaatkan sisi tingginya magnetik media terhadap ‘artis’,” ungkapnya. (jpnn), salam-online

Baca Juga