SOLO (SALAM-ONLINE): Uk, anak Nuaim Ba’asyir, mendadak berteriak histeris ketika sekelompok orang mendatangi rumahnya di Joyotakan RT 3 RW 4 Pasar Kliwon Solo, Jawa Tengah, Selasa (14/5/2013) sekitar jam 17.00 WIB.
Menurut Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) Endro Sudarsono, bocah berusia 7 tahun kelas 2 SD itu mendengar tembakan peringatan dalam jarak dekat dan sempat ditodong dengan pistol beneran.
Empat pelaku penculikan semuanya menggunakan helm berwarna hitam mengendarai 2 kendaraan langsung menangkap Nuaim yang saat itu sedang berada di depan komputer. Nuaim sempat meneriakan takbir begitu mendengar suara tembakan dan jeritan sang anak.
Semenjak itu hingga hari ini, Uk, jika mengingat kejadian dan teringat abi (ayah)nya ia memperlihatkan perilaku yang tidak biasa. Ia sering melempar, menendang apa saja yang ada di dekatnya. Bahkan ia juga meminta pindah rumah karena merasa sudah tidak nyaman lagi.
Istri Nuaim sendiri juga mengkhawatirkan suaminya yang sudah puluhan tahun menderita saluran pernafasan dan secara rutin mesti minum obat. Padahal obatnya masih tertinggal di rumahnya.
Menurut Muhammad Fauzi, adik kandung Nuaim, penyakit yang diderita kakaknya karena faktor genetika.
Terkait dengan kondisi Nuaim yang sedang sakit, LUIS meminta kepada Densus 88 supaya tidak memaksakan diri untuk memeriksa Nuaim kecuali yang bersangkutan bebar-benar sehat.
Selain itu, Fauzi dan LUIS sudah memberikan sampel obat ke Polres Solo yang diterima Wakasat Reskrim AKP Ari untuk dasampaikan kepada Nuaim.
Fauzi juga berharap kakaknya tetap mendapatkan hak-haknya sebagaimana mestinya seperti bertemu dokter, pengacara, tokoh agama, serta jauh dari intimidasi fisik maupun psikis.
Menurut LUIS, penangkapan yang disertai tindak kekerasan seperti dilakukan Densus 88 selalu membuat trauma kepada anak. Setidaknya itu terjadi berurutan pada anak Iwan di Kendal, anak Slamet Pilih dan anak Nuaim di Solo.
“Untuk itu, pendekatan yang lebih manusiawi, prosedural, profesional, tidak emosional, mestinya dikedepankan,” ujar Humas LUIS Endro Sudarsono dalam rilisnya kepada salam-online, Rabu (15/4/2013).