PALESTINA (SALAM-ONLINE): Tahun ini bangsa Palestina memperingati peristiwa An-Nakba yang ke-65. An-Nakba, hari dimana ratusan ribu orang Arab dipaksa keluar dari rumah-rumah mereka oleh tentara teroris “Israel” yang didukung pasukan teroris Inggris untuk diasingkan ke tanah gurun tak berpenghuni.
Sirine dibunyikan meraung-raung selama 65 detik dan demonstrasi dilaksanakan di Ramallah, Nablus, Tulkarem, Qalqilya, Bethlehem dan Jericho, seperti diwartakan Al-Jazeera, Rabu (15/5/2013).
Di Jerusalem, sekitar pukul 11 pagi, orang-orang datang berduyun duyun berkumpul untuk berjalan ke “Manara Square” diiringi dengan marching band, dilanjutkan dengan berbagai pidato dan orasi.
Ratusan ribu penduduk Palestina dipaksa keluar dari desa-desa selama perang Arab-“Israel” pada 1948, sehingga setiap tahunnya mereka memperingati hari An-Nakba yang dalam bahasa Arab bermakna “bencana”.
Sekitar 5 Juta orang Palestina kini tersebar di kamp-kamp pengungsi di seluruh dunia. Kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Sekiitar 750.000 orang diusir antara 1947 sampai 1949. Mereka diusir dan diambil tanahnya secara paksa oleh tentara Zionis untuk dijadikan pemukiman Yahudi. Beginilah cara negara “Israel” dibentuk dan didirikan.
Salah seorang wanita pengungsi Palestina bernama Husun Al-Azza, ia sudah cukup tua untuk mengingat peristiwa ini. Namun ingatannya masih kuat. Ketika keluarganya dipaksa keluar dari rumahnya di desa Bait Jabrin oleh tentara teroris Zionis, keluarga Husun Al-Azza melarikan diri, bersembunyi di gua kuno peninggalan Romawi karena takut dengan tindakan pasukan “Israel” yang brutal dan biadab.
Beberapa bulan setelah itu, terjadi peristiwa pembantaian Deir Yassin yang kurang terdengar beritanya di dunia karena tidak banyak orang yang tahu. Peristiwa menyakitkan ini menyebabkan masing-masing keluarga terpencar, terpisah dan tak diketahui rimbanya.
Husun Al-Azza juga mengenang ketika pesawat “Israel” menyebarkan selebaran dari angkasa yang memperingatkan orang-orang Palestina segera meniggalkan rumahnya jika tidak ingin dibantai seperti peristiwa Deir Yassin.
Husun Al-Azza hanyalah sedikit dari orang tua yang menjadi saksi sejarah. Dan detil memori seperti inilah yang jarang dimiliki oleh generasi muda Palestina masa kini.
Maka, An-Nakba sengaja diperingati agar generasi muda yang menentukan masa depan Palestina ini tidak melupakan peristiwa mengenaskan tersebut. Dan menjadikannya sebagai panggilan untuk merebut kembali tanah airnya yang dirampas sang Zionis. (Abu Akmal Mubarok /salam-online)