Nushairiyah Turki Terlibat Pembantaian terhadap Umat Islam di Banias Suriah
SALMA (SALAM-ONLINE): Suasana malam ini, Kamis (30/5/2013) di kawasan Salma, Jabal Akrod, Suriah, sebagaimana malam-malam sebelumnya, tak jauh berbeda.
Di sebuah bangunan 5 lantai ini, kami menginap dan mengirim berita, khususnya di malam hari. Karena, jaringan wifi bisa kami gunakan, terutama di Salma, hidup bersamaan dengan hidupnya aliran listrik di malam hari. Listrik di siang hari “umur”nya hanya sesaat. Setelah itu ‘innaalillaahi…’ Mati.
Di tengah kami sedang asyik merajut berita perang sore tadi, Direktur RSL Salma Dr Romi Abu Habib Al-Jablawi menyapa kami dengan sapaan khasnya. “Assaalamu’alaikum ya habibi…kaifa halukum?” ucapnya. “Wa’alaikumsalam, alhamdulillah bi khairin,” kami menyambut salam hangat Dr Romi.
Ia melanjutkan. “Apakah kalian mendengar suara roket dan bom sejak pagi hingga malam ini?” tanya Dr Romi. “Ya,” jawab kami.
Informasi dari Dr Romi, wilayah antara Jabal Akrod dengan Jabal Turkman yang strategis, membuat rezim Nushairiyah sangat bernafsu untuk kembali merebut kawasan yang saat ini dalam kontrol Mujahidin itu.
Menurut laporan intelijen Mujahidin di lapangan, sangat kuat dugaan Nushairiyah Turki (Liwa Iskandarun) Pimpinan Ali Kayyali turut bersama tentara Nushairiyah dalam memerangi kaum Muslimin di Suriah.
Sebuah sumber yang tak mau disebutkan namanya, menceritakan bahwa pada pembantaian kaum Muslimin beberapa waktu lalu di kota Banias, Lattakia, pimpinan Liwa Iskandarun, Ali Kayyali, muncul di sebuah rekaman video. Dan dialah yang memimpin pembantaian tersebut.
Sumber tadi menyebutkan, “Wallahi akhi…tidak ada seorang pun anak bayi yang mereka temui, melainkan mereka sembelih.”
Dr Romi menjelaskan, Nushairiyah di mana-mana membuat masalah. Hal itu dibenarkan oleh Syaikh Abu Thaha, Komandan Katibah Syahid Hasan Azhari, ketika kami mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi markasnya, tak jauh dari tempat kami menginap.
Syaikh Abu Thaha memaparkan, bahwa Pemerintah dan Muslim Turki sudah mewaspadai gerakan Nushairiyah Liwa Iskandarun ini. Mereka sadar bahwa keberadaan mereka pun sangat meresahkan wilayah Turki.
Karenanya, kita berharap kepada Allah, semoga pemerintah Turki tidak menutup jalur perbatasan yang menghubungkan Turki-Suriah, demi mempermudah suplai logistik dari Turki untuk umat Islam di Provinsi Idlib, Lattakia, dan wilayah-wilayah lain yang berbatasan langsung dengan Turki.
Abu Hilya, Tim Media FIPS (Forum Indonesia Peduli Syam)