Tolak Naiknya Harga BBM, KAMMI Akan Duduki Pusat Pemerintah
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) bersama-sama dengan rakyat akan menolak naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
KAMMI akan menduduki pusat pemerintah di berbagai daerah pada 17 Juni 2013 sebagai bentuk perlawanan penolakan kenaikan harga BBM.
“Kita akan menggerakkan kader-kader KAMMI di seluruh Indonesia untuk bersama rakyat melantangkan penolakan kenaikan BBM bersubsidi,” kata Ketua Umum PP KAMMI Andriyana kepada wartawan, Sabtu (15/6/2013) di Jakarta.
Kata Andriyana, kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM subsidi jelas akan menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat kecil.
“Imbasnya tetap akan dirasakan rakyat kecil. Jika BBM subsidi naik, semua harga pasti akan ikut naik,” papar Andriyana.
Menurut Andriyana, program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) adalah program yang sarat kepentingan politik. Apalagi BLSM diberikan saat akan menjelang Pemilu 2014. BLSM juga tidak bisa menyentuh semua rakyat miskin.
“Data BPS mencatat ada sekitar 29 juta rakyat miskin, sedangkan BLSM hanya mampu untuk 15,5 juta saja. Berarti yang 13,5 juta lagi akan hidup semakin miskin karena semua harga akan naik,” ujar Andriyana.
Menurut Andri, seharusnya pemerintah sedikit cerdas mencermati harga BBM. Kenaikan harga BBM yang bergantung harga minyak dunia jelas bisa diprediksi jauh-jauh hari. Namun sayang hal ini justru dimanfaatkan oleh partai penguasa sebagai komoditas politik menjelang Pemilu 2014.
“Kalau pemerintah serius, seharusnya jauh-jauh hari sudah mengantisipasinya. Banyak yang bisa dilakukan pemerintah, nasionalisasi aset minyak misalnya, serius menghadirkan energi alternatif misalnya. Solusi lain, bisa juga dengan menaikkan pajak kendaraan mobil pribadi, tanpa menaikkan harga BBM subsidi,” pungkas Andriyana. (itoday), salam-online