Preman Bayaran Serang Rumah Anggota FPI di Lamongan

Lamongan-angota FPI di sukerjo, Kendal, juga diserang kelompok preman-jpeg.image
Ini saat peristiwa anggota FPI Sukerejo yang juga mendapat serangan kelompok preman beberapa waktu lalu

LAMONGAN (SALAM-ONLINE): Komandan Laskar FPI Lamongan, Saeful  Sholeh membantah telah terjadi bentrokan antara anggotanya dengan warga. Menurut Saeful, kejadian sesungguhnya bukanlah bentrokan, tetapi penyerangan yang dilakukan oleh preman bayaran terhadap rumah anggotanya.

“Tidak ada bentrokan dengan warga, preman bayaran yang menyerang rumah anggota kami,” ungkap Saeful kepada kiblat.net, Senin (12/8/2013) dari Lamongan.

Saeful Sholeh menjelaskan peristiwa penyerangan preman bayaran terhadap anggotanya dipicu oleh aksi sweeping yang dilakukan anggotanya pada sebuah tempat maksiat yang berkedok rental Play Station. Di sana sering terjadi pesta narkoba yang dilakukan anak-anak muda.

“Memang ada tempat yang dipakai kegiatan maksiat, mereka sering minum pil koplo,” lanjutnya.

Menurut Saeful, sebenarnya permasalahan narkoba sudah cukup lama merusak generasi muda Lamongan, FPI juga sudah cukup lama berusaha memberantasnya. Namun, menjadi puncaknya ketika malam sebelum lebaran FPI melakukan sweeping terhadap tempat tersebut.

“Setelah kita sweeping ternyata mereka menyusun kekuatan dengan membayar preman sebesar 200 ribu, itu informasi yang kita korek dari salah satu penyerang yang tertangkap,” tuturnya.

Setelah menyusun kekuatan, para preman bayaran kemudian melakukan penyerangan dan sweeping terhadap rumah anggota FPI pada Ahad (11/8/2013) malam sekitar pukul 21.00 WIB. Beberapa anggota berhasil lolos. Namun naas, istri dan anak serta seorang karyawan dari salah satu anggota dibacok dan dianiaya oleh para preman.

“Selain pembacokan, tiga rumah anggota saya juga dirusak oleh preman,” ujar Saeful.

Baca Juga

Aksi penyerangan dan sweeping terhadap rumah anggota FPI, oleh  laskar FPI yang berada di lokasi dilakukan perlawanan semampunya.

“Terjadilah aksi kejar-mengejar, laskar hanya berjumlah 15 orang melawan ratusan preman. Tapi, mereka lari tunggang langgang,” papar Saeful.

Setelah para preman berlarian menyelamatkan diri, kata Saeful, sebagian laskar berkumpul di masjid untuk melaksanakan Shalat Subuh. Setelah itu terjadilah penangkapan oleh aparat kepolisian terhadap anggotanya dan warga setempat yang tidak tahu menahu.

“Kami sesalkan aparat hanya menangkap laskar setelah shalat subuh, bahkan ada anak-anak yang tidak tahu apa-apa ikut dibawa. Padahal, kami diserang oleh mereka dan hanya membela diri,” pungkasnya.

Namun, meski Saeful Sholeh mengaku berasal dari FPI, tapi  FPI sendiri menyatakan sudah tidak ada lagi anggota FPI di Lamongan.

“FPI di Lamongan sudah 3 tahun dibekukan, jadi tidak ada FPI di Lamongan,” kata Ketua DPD FPI DKI Jakarta, Habib Selon, dikutip dari detikcom, Senin (12/8/2013).

Namun saat ditanya mengapa FPI di Lamongan dibekukan, Selon mengaku tidak mengetahui alasannya. “Ane tidak mengerti tapi waktu pertemuan kemarin diberitahu seperti itu,” katanya. (sumber: kiblat.net)

Salam-online

Baca Juga