Rezim Teroris Mesir Tangkap 1004 Anggota Ikhwanul Muslimin

KAIRO (SALAM-ONLINE): Departemen Dalam Negeri Rezim Teroris Mesir mengumumkan pada Sabtu (17/8/2013) telah menangkap 1004 anggota Ikhwanul Muslimin selama demonstrasi pada Jum’at (16/8/2013) dengan tuduhan “melakukan tindakan terorisme”.  Ikhwanul Muslimin menolak tuduhan itu dan menegaskan realita mendustakan tuduhan, demikian lansir Al-Jazeera.

Dalam pernyataan resmi yang dibacakan pada Sabtu (17/8/2013) Departemen Dalam Negeri rezim palsu Mesir menyatakan kepolisian bekerja sama dengan angkatan bersenjata dan dengan dukungan rakyat berhasil mengendalikan keamanan di seluruh provinsi Mesir dan menggagalkan “tindakan terorisme” yang dilakukan oleh organisasi Ikhwanul Muslimin untuk mendorong Mesir kepada kekerasan.Mesir-rezim teroris tangkap pendemo-jpeg.image

Pernyataan resmi pengusa teroris itu menambahkan, total anggota Ikhwanul Muslimin yang ditangkap 1004 orang. Aparat keamanan teroris itu juga mengklaim menyita 6 senapan, 3 senapan mesin, 18 pistol angin, 11 bom molotov, 3 senapan angin, 7 granat dan 1069 peluru beragam kaliber.

Pernyataan itu juga menyebutkan, “Anggota Ikhwanul Muslimin melakukan tindakan-tindakan ‘terorisme’ selama demonstrasi.” Lebih jauh kelompok teroris itu menyebutkan “Aparat keamanan telah berhasil menggagalkan usaha pembakaran terhadap sejumlah gereja di Mesir.” Padahal pelaku pembakaran gereja itu sendiri adalah gerombolan pendukung mantan diktator Husni Laa Mubarak, sebagaimana pengakuan Vicar (Pendeta) Kristen Koptik Ortodoks (lihat: Pengakuan Pendeta: ‘Pembakar Gereja Gerombolan Pendukung Mantan Diktator Husni Mubarak’).

Baca Juga

Ikhwanul Muslimin menyangkal tuduhan “penggunaan kekerasan dan tindakan ‘terorisme’ selama demonstrasi” yang dilemparkan oleh Departemen Teroris Dalam Negeri. Ikhwanul Muslimin mengatakan fakta lapangan membuktikan kedustaan tuduhan tersebut.

Dalam pernyataan resminya Ikhwanul Muslimin menyindir bahwa apa yang dilakukan oleh teroris para pelaku kudeta militer “bertolak belakang dengan penegasan sebelumnya dari Jendral Teroris As-Sisi bahwa tangan mereka tidak akan mengusik penduduk Mesir”.

Demonstrasi damai rakyat pendukung Presiden Muhammad Mursi dituding sebagai “tindakan kekerasan dan terorisme”. Namun kebiadaban rezim teroris yang dilakukan tentara dan polisi yang membantai lebih dari 6000 demonstran dan mencederai sekitar 15.000 lainnya dianggap sebagai “tindakan pengamanan”, “mengembalikan stabilitas” dan bahkan “menggagalkan usaha pembakaran gereja”. Dustanya terlampau kelihatan mencolok dan vulgar! (arrahmah.com), salam-online

Baca Juga