Akibat Blokade Rezim Pembantai Mesir & ‘Israel’, Gaza bak Kota ‘Hantu’
GAZA (SALAM-ONLINE): Jalan-jalan di Gaza menjadi sepi kendaraan, kecuali sebagian kendaraan yang masih menyisakan bahan bakar untuk jangka waktu yang sangat terbatas. Setelah itu semua mobil dan kendaraan di Jalur Gaza akan terhenti.
Pemandangan ini telah berulang kali terjadi di Jalur Gaza. Gaza bak kota “hantu”—seperti tak berpenghuni. Penyebabnya, lantaran tidak tersedianya bahan bakar yang masuk ke Jalur Gaza setelah rezim pembantai di Mesir menutup dan menghancurkan sebagian besar terowongan bawah tanah di perbatasan Jalur Gaza. Selain itu, penjajah “Israel” menutup perlintasan Karem Abu Salim untuk merayakan hari raya yahudi.
Sebagian besar warga terpaksa harus jalan kaki dalam jarak jauh untuk memenuhi kebutuhan mereka. Di samping itu sebagian besar pabrik tutup, sementara pembangunan infrastruktur terpaksa distop, karena tidak ada bahan bakar. Ada kekhawatiran proses pendidikan dan pengajaran juga akan terhenti karena krisis ini.
SPBU-SPBU juga telah tutup seluruhnya setelah mereka sebelumnya menjual bahan bakar dari wilayah Palestina jajahan 1948 yang saat ini sudah terhenti dan terputus beberapa hari yang lalu. Sebab, perlintasan di sana juga ditutup.
Sementara itu sebagian bahan bakar dari Mesir melalui terowongan yang tidak terkena penghancuran militer rezim kudeta masih menyuplai Jalur Gaza dengan kapasitas yang sangat terbatas, jauh dari kebutuhan warga.
Seorang pelajar, Muhammad Abdur Rahim, dari Fakultas Hukum Universitas Al-Azhar, cabang Gaza mengatakan, “Saya menunggu selama setengah jam untuk mendapatkan kendaraan yang mengangkut saya ke kampus. Namun saya menemukan jalan-jalan kosong dari kendaraan.”
Abdur Rahim menegaskan, “Aku terpaksa berjalan kaki sejauh 4 kilometer untuk sampai ke kampusku.”
Seorang supir taksi mengatakan, bahan bakar telah habis selama dua hari lalu. Ia akhirnya harus menghentikan taksinya.
Pengangguran Meningkat Tajam
Kementerian Transportasi dan Perhubungan menegaskan, di Jalur Gaza ada sekitar 70 ribu kendaraan dan ribuan sopir yang mengandalkan hidupnya dari usaha transportasi. Sementara itu, Lembaga Urusan HAM di PBB menegaskan kekhawatirannya terhadap prosedur keamanan terakhir yang diterapkan di perlintasan Rafah dan penghancuran terowongan yang menghubungkan antara Mesir dengan Jalur Gaza.
Anggota legislatif dan juga ketua LSM anti blokade, Jamal Hidri memperingatkan bahwa berlanjutnya penutupan perlintasan Karem Abu Salem untuk hari keempat secara berturut turut akan meningkatkan penderitaan warga Jalur Gaza.
Dinas perairan di Gaza juga memperingatkan berlanjutnya krisis kekurangan bahan bakar yang digunakan untuk mengoperasikan sarana pompa air. Dalam pernyataannya, dinas ini meminta kepada lembaga-lembaga kemanusiaan dan badan bantuan internasional, termasuk milik PBB, segera intervensi menyiapkan dan menyediakan jumlah yang cukup bahan bakar untuk mengoperasikan pompa dan mesin air. Apalagi saat ini di Palestina sedang musim panas. (infopalestina)
salam-online