Ancaman ‘Virus Mers’ Membayangi Jamaah Haji

Saudi-MERS merebak di Saudi-jpeg.imageDOHA (SALAM-ONLINE): Seorang wanita dilaporkan meninggal di Qatar setelah terjangkiti virus MERS coV. Ia menjadi korban pertama yang dilaporkan tewas di negara teluk akibat virus yang masih “saudara kandung” virus SARS itu, lansir middle east online, pekan lalu.

MERS coV adalah singkatan dari Middle East Respiartory Syndrom Corona Virus. Virus SARS sendiri pernah merebak di Asia pada 2003 silam dan sempat “membunuh” 8.273 orang.

Adapun Virus MERS coV, dapat menyebabkan batuk, demam, sesak napas dan pneumonia (radang paru-paru). Pertama muncul kasus virus ini di Saudi Arabia pada tahun lalu, lalu menyebar ke Prancis, Jerman, Italia, Tunisia dan Inggris.

Wanita  berumur 56 tahun berwarga negara Qatar ini menderita kesulitan saluran napas yang kronis dan meninggal pada 31 Agutsus 2013 lalu setelah seminggu dirawat intensive care di rumah sakit Doha, Qatar.

Ini adalah kasus pertama kematian di Qatar. Sebelumnya, dua kasus infeksi MERS tercatat pada bulan lalu di Kementerian Kesehatan Negara Teluk  yang diderita oleh 2 orang pria berumur 59 tahun dan 29 tahun. Adapun warga negara Qatar lainnya yang mengidap penyakit ini meninggal di Inggris pada 28 Juni 2013.

Virus MERS telah menyerang 50 orang dari 108 orang yang dilaporkan terinfeksi virus ini. Namun semuanya meninggal di luar negara Qatar. WHO melaporkan bahwa Saudi Arabia adalah negara yang mendapat dampak terburuk dari virus MERS.

Yang jadi masalah, sebentar lagi akan berlangsung ibadah haji, dimana berkumpul jutaan manusia dari seluruh dunia. Dikhawatirkan ibadah haji tahun ini akan menjadi ajang penyebaran virus atas jutaan manusia ke seluruh dunia.

Selama ini, lazim diketahui bahwa para jamaah haji Indonesia yang pulang dari tanah Arab umumnya akan mengalami radang tenggorokan yang dikenal dengan julukan “batuk unta”. Namun sejauh ini sang batuk akan sembuh dengan sendirinya setelah dua minggu sampai 1 bulan.

Baca Juga

Serangan batuk jenis ini lantaran perubahan cuaca dan perbedaan tingkat kelembaban udara antara Arab dan Indonesia. Artinya, hampir dipastikan semua jamaah haji akan mengalami flu atau batuk ketika pulang ke tanah air.

Namun dengan adanya virus MERS ini bisa jadi bukan batuk biasa yang diderita para jamaah, melainkan batuk jenis baru yang belum ada obatnya.

Maka kejadian meninggalnya wanita Qatar seperti tersebut di atas membuat banyak pihak ragu atas pernyataan WHO pada bulan Juli lalu yang menyatakan bahwa risiko jamaah haji tertular virus MERS adalah sangat kecil.

Bulan lalu WHO menyatakan tidak perlu mengeluarkan surat peringatan perjalanan. Dan jika tertular virus ini, orang akan mengalami gangguan saluran pernapasan yang berat namun tidak perlu dikhawatirkan dan istirahat saja dari segala aktivitas, meminimalisir kontak dengan orang lain, menggunakan masker penutup mulut, dan menggunakan kertas tisu ketika batuk atau bersin serta melapor pada dinas kesehatan setempat.

Sebagaimana virus SARS, diperkirakan virus ini menular dari binatang ke manusia. Berdasarkan laporan American health journal Emerging Infectious Diseases pada bulan lalu, MERS diperkirakan menular dari kelelawar di Arab. Namun Lancet Foundation memperkirakan virus ini menular dari unta.

Maka, mengantisipasi dengan mengikuti petunjuk kesehatan yang disampaikan, dan tentu saja, mohon perlindungan kepada Allah, akan membuat jamaah haji merasa lebih aman dari kekhawatiran serangan penyakit jenis apapun. (Abu Akmal/salam-online)

Baca Juga