Bentrok Syiah dengan Warga Islam Jember, Satu Orang Meninggal

kerusuhan 9/11/2013 1:06 PM
Penganut Syiah mencoba mendobrak pagar berduri polisi (foto: p juliatmoko/koran sindo)

JEMBER (SALAM-ONLINE): Satu orang terbunuh, dua masjid dirusak serta puluhan perahu dan rumah warga hancur akibat bentrokan antara warga, umat Islam, dengan penganut syiah di Jember, Jawa Timur.

Bentrokan terjadi Rabu (11/9) siang di Puger Kulon, Kecamatan Puger, Jember, menyebabkan satu orang warga bernama Eko Mardiyanto meninggal.

Menurut Ustadz Agus Mudhofir dari MWC NU Puger, korban meninggal sekitar pukul 15.30 sore setelah dihantam batu hingga roboh oleh puluhan pemuda. Setelah roboh, korban dibacok hingga menemui ajal.

“Saat itu, Eko sedang mencari pelaku pembakaran perahu milik Haji Atim yang dibakar,” ujar Ustadz Mudhofir kepada Kiblatnet melalui sambungan telepon, Rabu (11/9).

Ustadz Mudhofir menceritakan, bentrok di Puger bermula dari pendukung Habib Ali bin Umar Al-Habsyi yang menganut syiah ingin mengadakan kegiatan karnaval 17 Agustus di wilayah Puger.

Namun, warga menyatakan keberatan atas kegiatan tersebut. Sebab, mayoritas warga Puger berpegang pada Fatwa MUI Jawa Timur dan Pergub Jatim yang melarang adanya kegiatan aliran syiah di wilayah Jawa Timur.

Rupanya, pihak pendukung Habib Ali tetap ngotot memaksakan kehendak mereka. Mengantisipasi hal ini, pihak kepolisian telah melakukan upaya pengamanan dengan membuat barikade agar karnaval dibatalkan.

Tak peduli dengan keinginan warga, acara karnaval tetap dilanjutkan oleh para penganut syiah itu sejak ba’da zuhur. Bahkan, mereka menjebol barikade yang dibuat oleh polisi. Melihat situasi tersebut warga Puger tersulut emosinya hingga melakukan perlawanan.

Dari pemantauan Ustadz Agus Mudhofir di lapangan, kericuhan telah pecah sejak pukul 14.00 siang . Puluhan perahu serta rumah warga dan dua masjid di wilayah itu menjadi sasaran kericuhan dua massa yang bentrok.

Jatuhnya korban di pihak warga membuat siatuasi makin memanas.

“Suasananya masih mencekam, saat ini saya berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk meredam situasi,” ujar Ustadz Mudhofir.

Bentrokan antara pihak warga dengan penganut syiah sebelumnya pernah terjadi pada Mei 2012. “Namun, saat itu tingkat kerusuhan dan kerusakannya tidak separah saat ini,” tutur Ustadz Mudhofir. (kiblat.net)

Salam-online

Baca Juga
Baca Juga