Tahan Wartawan, Militer Mesir Kontrol Ketat Jurnalis

Mesir-militer kontrol ketat jurnalis-jpeg.imageKAIRO (SALAM-ONLINE): Wartawan Al-Masry Al-Yaum, Ahmed Abu Draa ditahan militer rezim teroris Mesir karena dianggap memberitakan berita yang salah versi militer. Abu Draa dijebloskan ke penjara selama 15 hari, demikian Egypt Independent merilis, Sabtu (7/9/2013).

Abu Draa menghadapi tuduhan menulis laporan yang palsu tentang operasi militer di Sinai. Sementara pihak Al-Masry Al-Yaum berpendapat bahwa apa yang diberitakan oleh wartawannya adalah fakta yang ada di lapangan.

Menanggapi tindakan semena-mena militer, pihak Al-Masry Al-Yaum telah mengorganisir komite legal untuk menangani kasus penahanan Abu Draa. Mereka juga telah melayangkan pemberitahuan ke Serikat Wartawan dan Dewan Pers Nasional untuk mendukung Abu Draa.

Banyak partai dan kekuatan politik menentang penahanan Abu Draa. Mereka mendukung kebebasan pers dan informasi, dan menentang pihak militer menahan penduduk sipil. Beberapa partai juga mengritisi pemajangan foto Abu Draa bersama tersangka lainnya beberapa saat setelah ditahan oleh pihak militer.

Sementara itu ‘Gerakan Pemuda 6 April’ menuntut pembebasan segera para jurnalis yang ditahan militer. “Adalah suatu hal yang tidak dapat diterima bahwa ada jurnalis yang ditahan di negeri ini, walaupun ia telah memenangkan penghargaan internasional dalam bidang jurnalistik,” bunyi pernyataan gerakan ini.

Komite Kebebasan dari Serikat Pengacara Sinai Utara mendeklarasikan solidaritasnya terhadap Abu Draa, dan mengkoordinir beberapa pengacara dari Sinai yang bersedia melakukan pembelaan terhadap orang-orang yang ditahan.

Baca Juga
Mesir-Abu Draa-jpeg.image
Ahmad Abu Draa

Aktivis lain yang berbasis di Sinai juga menggelar aksi solidaritas terhadap Abu Draa, dan menyerukan protes kepada pihak rezim kudeta dan militer.

Beberapa waktu lalu militer Mesir juga menutup sinyal satelit kantor berita Al-Jazeera serta menyensor jaringan internet. Nampaknya militer melakukan segala daya upaya untuk mengontrol  informasi di abad informasi ini.

Ikhwanul Muslimin mengatakan bahwa militer Mesir mengira dapat melakukan seperti beberapa dekade silam dengan memberangus pers dan mengontrol informasi, padahal salah besar melakukan hal seperti ini di tengah banyak orang memiliki smart phone, ipad, dan teknologi komunikasi canggih lainnya. (Abu Akmal/salam-online)

Baca Juga