“Demokrasi Tak Menguntungkan Umat Islam”

KH amrullah-ahmad-mui-jpeg.imageJAKARTA (SALAM-ONLINE): Musuh-musuh Islam sejak zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sampai sekarang senantiasa bersekutu dalam memerangi dan mengganggu perjuangan kaum Muslimin. Yahudi, Musyrikin, Nasrani, Munafiqin, tiada henti-hentinya memerangi umat Islam. Mereka tak rela jika umat Islam bangkit dan berjaya.

Ketua Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam Dr KH Amrullah Ahmad menyebutkan kekuatan-kekuatan yang menghalangi perjuangan umat Islam itu dalam Pengajian Politik di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad (27/10), sebagaimana dilansir Suara Islam Online.

“Sampai hari ini musuh kita sama. Mereka biasa melakukan koalisi, zaman Nabi mereka juga koalisi,” kata Amrullah sembari membacakan Surat Al Maidah ayat 82, yang artinya,  “orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.”

Musuh-musuh Islam itu, kata Amrullah, akan muncul dengan jelas mana kala perjuangan yang dilakukan umat benar-benar perjuangan politik Islam.

Sebelumnya, Amrulah mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia mayoritas Muslim, namun sejak merdeka hingga kini belum pernah menang. “Sebelum merdeka menang, tapi dengan tipu daya akhirnya Piagam Jakarta hilang,” katanya.

Demokrasi tak Menguntungkan

Menyinggung soal demokrasi yang kini dipakai sebagai sistem politik di hampir seluruh negara Muslim di dunia, Amrullah yang juga Ketua MUI Pusat ini mengungkapkan bahwa demokrasi tak pernah menguntungkan umat Islam. Amrullah menyebut pengalaman sejumlah negara yang menggunakan sistem demokrasi, tetapi ketika kelompok Islam yang menang atas nama demokrasi langsung dikudeta.

Baca Juga

“Mesir, Ikhwan membina umat Islam berpuluh-puluh tahun istilahnya tarbiyah. Kemudian mendirikan parpol, menang pemilu, ternyata dikudeta,” katanya.

Anehnya, lanjut Amrullah, negara kampium demokrasi Amerika Serikat mendukung kudeta itu. Bahkan Saudi dan SBY pun turut membenarkan dengan alasan transisi demokrasi belum selesai maka kudeta bisa dibenarkan.

Selain Mesir, pengalaman sebelumnya terjadi di Aljazair. Di Aljazair, kata Amrullah, parpol Islam menang mutlak. Tapi hasil pemilu dianulir militer atas restu Amerika.

“Ini apa artinya? Ini artinya seperti disebutkan dalam Al-Qur’an wa lan tardhaa ankal yahuudu wa lan nashaaraa hattaa tattabi’a millatahum,” kata Amrullah mengutip Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 120. (Suara Islam Online)

Salam-online

Baca Juga