Inilah ‘Ulama’ Penguasa yang Larang Warga Saudi Jihad ke Suriah

Arab Saudi-mufti-grand-saudi-sheikh-jpeg.image
Syaikh Abdul Aziz

RIYADH (SALAM-ONLINE): Inilah ‘ulama’ penguasa Saudi yang melarang para pemuda di negaranya agar tidak terlibat dalam perang di Suriah. Syaikh Abdul Aziz al-Syaikh, sang ‘ulama’ penguasa ini, atas suruhan raja Arab Saudi, menyebut turut dalam perang di Suriah bukan kewajiban. “Semua ini salah, itu bukan kewajiban,” kata Abdul Aziz, yang dikutip Al Arabiya.

Titah Abdul Aziz ini tentu bertolak belakang dengan pernyataan ratusan ulama yang bekumpul di Kairo sebelum Presiden Mursi dikudeta. Para ulama dari berbagai negera, termasuk Syaikh Dr Yusuf Qaradhawi mendukung para pemuda yang berjihad ke Suriah.

Dukungan Saudi untuk menumbangkan rezim Asad, penguasa Suriah yang penganut Alawi, salah satu sekte Syiah, yang berpuluh-puluh tahun melakukan tindakan biadab terhadap mayoritas warganya yang Muslim itu, tentu merupakan sisi positif dari penguasa negara dua tanah suci ini.

Meskipun Saudi mendukung oposisi di Suriah, tetapi yang didukung adalah oposisi moderat, bukan Mujahidin. Mengapa? Oposisi moderat atau sekuler tak memiliki keinginan tegaknya Islam di Suriah. Lain halnya dengan Mujahidin. Tak hanya punya cita-cita tegaknya Islam di negeri Suriah, bahkan setelah Suriah dalam kekuasaan Islam, Mujahidin akan melanjutkan jihadnya membebaskan negeri-negeri lainnya, termasuk Saudi, hingga Al-Aqsha, Palestina. Inilah yang dikhawatirkan negara-negara kawasan Arab yang selama ini dikuasai raja-raja dan emir yang lengket dengan Amerika.

Baca Juga

Berapa banyak warga Saudi yang terlibat perang di Suriah, belum ada data yang jelas. Menurut sumber militer, pada September 2012 saja, ribuan warga Saudi berangat ke Suriah untuk ikut memerangi rezim Asad bersama Mujahidin. Rezim Saudi sendiri beberapa bulan lalu mengkhawatirkan bantuan senjata jatuh ke tangan Mujahidin.

Bantuan senjata hanya untuk oposisi sekuler, meskipun yang berperang dan menguasai medan di Suriah adalah Mujahidin—dengan senjata minim. Dukungan Saudi bersama Amerika dan sekutunya atas oposisi sekuler, tentu lebih aman, lantaran mereka tak memiliki cita-cita untuk mendirikan negara Islam di Suriah, apalagi membebaskan negeri lainnya dengan target membentuk khilafah Islamiyah.

Ketika Tim Media Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) berkesempatan meliput perang di Suriah 4 bulan yang lalu, tampak cukup banyak pemuda Saudi yang bergabung dengan Mujahidin lainnya. “Kenapa Anda datang ke negeri ini untuk berperang, bukankah ulama Anda melarang Anda untuk datang ke sini?” tanya salah seorang Tim Media FIPS kepada seorang pemuda asal Saudi. Pemuda itu menjawab dengan tegas, “Itu ‘ulama penguasa’, bukan ulama Islam yang ditaati!” (salam-online)

Baca Juga