SIGI (SALAM-ONLINE): Warga Sigi, Sulawesi Tengah, protes keras. Pasalnya sejak Mei 2013 lalu Gereja Balai Keselamatan (BK) membangun Salib raksasa di puncak gunung Matantimali, dan sekarang proses pembangunan itu hampir selesai.
Meski akhirnya pihak Gereja BK menyepakati akan membongkar bangunan itu, tapi sampai batas tanggal pembongkaran, 15 September 2013 lalu, Gereja BK ingkar. Tugu salib raksasa itu tetap tegak. Jelas, ini makin membuat resah dan marah warga.
Lokasi persis bakal tugu salib itu berada di puncak Gunung Matantimali, kecamatan Marawola Barat, kabupaten Sigi, sekitar 30 menit dari kota Palu ke arah Barat Daya, dan dapat terlihat dengan jelas dari kota Palu. Dibangun dengan ketinggian lebih dari 15 meter, bangunan salib raksasa di puncak Gunung Matantimali itu akan menjadi tugu salib terbesar se-Sulawesi Tengah jika proses pembangunan telah selesai.
Menurut laporan kontributor Muslimdaily.net Ahad (24/11), proses pembangunan salib raksasa itu hampir selesai. Pembangunan tugu salib raksasa yang diprakarsai oleh Gereja Balai Keselamatan itu, kabarnya, dalam rangka peringatan 100 tahun masuknya misionaris BK ke Palu.
Namun pembangunan tugu salib raksasa itu mendapat penolakan warga. Sejumlah ormas seperti Angkatan Muda Ka’bah Sigi, Gerakan Pemuda Anshor NU, dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, berkoordinasi dengan MUI setempat, dan menganggap pembangunan tugu salib raksasa di Matantimali itu sangat meresahkan dan melukai perasaan umat Islam.
Setelah beberapa kali melakukan protes, Jumat 2 Agustus lalu, perwakilan warga/ormas Islam dan pihak panitia pembangunan bertemu di ruangan Bupati Sigi Ir Aswadin Randalembah, untuk mencari titik temu. Pertemuan selama tiga jam pada awal Agustus itu menyepakati, pihak panitia menyetujui untuk membongkar bangunan salib yang masih dalam tahap proses pembangunan.
Pengurus BK, Kolonel Pua dan pihak panitia pembanguan yang diwakili oleh Samuel Pongi sepakat dengan batas waktu yang diberikan pemerintah daerah melalui Bupati. Kesepakatan batas waktu pembongkaran pada 15 September 2013.
“Tugu tersebut sudah harus rata dengan tanah pada batas waktu tanggal,” kata warga setempat kepada Muslimdaily.net.
Namun setelah dua bulan pasca kesepakatan hingga berita ini diturunkan, tugu salib tersebut masih tetap berdiri kokoh. Padahal sudah disepakati, 15 September 2013, tugu Salib raksasa itu harus dibongkar.
Sekadar diketahui, bagi pecinta olah raga paralayang, Matantimali merupakan salah satu lokasi olah raga terbaik di dunia. Pecinta paralayang sangat akrab dengan nama Matantimali. Lokasinya yang langsung menghadap teluk Palu dan lembah Palu yang eksotik ditambah dengan gulungan ombak turbulensi angin menjadi pengalaman seru bagi penikmat aktivitas wisata terbang bebas menggunakan sayap kain (parasut) itu.
Matantimali merupakan objek wisata andalan warga Sigi. Medio Juni 2013, pemerintah setempat mengadakan even paralayang internasional yang kedua bertajuk Matantimali Indonesia Open Paragliding Competition 2013. (muslimdaily)
salam-online