Ansharul Baitul Maqdis Bunuh Jenderal Polisi Mesir

Mesir-Anshar Baitul Maqdis-jpeg.image
Ansharul Baitul Maqdis

KAIRO (SALAM-ONLINE): Sejumlah pria bersenjata bersepeda motor membunuh Jenderal Polisi Mohamed Saeed, seorang pejabat tinggi Kementerian Dalam Negeri di Kairo, Mesir, Selasa (28/1). Ini adalah tamparan terbaru terhadap rezim perampas pemerintahan Presiden Muhammad Mursi itu.

Kepala Departemen Teknik Kementerian Dalam Negeri Mesir itu ditembak di dalam mobilnya. Kelompok bersenjatan di Sinai, Anshar Baitul Maqis, mengaku melakukan serangan terhadap Saeed yang disebutnya penjahat dan murtad.

“Jenderal Mohamed Saeed sedang meninggalkan rumahnya di sebuah permukiman di Kairo Barat, ketika para pria bersenjata yang mengendarai motor menembakinya, dan peluru mengenai kepala dan dada,” kata pejabat keamanan. Ia meninggal di rumah sakit akibat luka-luka yang dialaminya.

Serangan itu terjadi sehari setelah militer Mesir mendukung Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, yang memimpin penggulingan Presiden Mursi, untuk mencalonkan diri sebagai presiden, dan menjelang digelarnya sidang pengadilan atas Mursi.

Menteri Dalam Negeri Mesir, Mohamed Ibrahim sendiri juga telah jadi sasaran oleh satu bom mobil pada 5 September 2013 lalu di Kairo. Ia selamat tanpa cedera.

Serangan itu diklaim oleh kelompok Anshar Baitul Maqdis yang pro Al-Qaida dan Partisans of Jerusalem.

Kelompok itu juga mengaku melakukan sejumlah serangan bom yang paling banyak menelan korban jiwa di seluruh negara itu setelah Mursi digulingkan, seperti dilansir AFP.

Kelompok itu mengatakan pihaknya melakukan empat serangan bom yang ditujukan pada polisi di Kairo, Jumat (24/1) yang menewaskan enam orang, sehari sebelum Mesir memperingati ulang tahun ketiga penggulingan Presiden Hosni Mubarak.

Anshar Baitul Maqdis yang mengaku berafiliasi ke Al-Qaidah, juga menyatakan sebagai pelaku atas serangkaian serangan terhadap polisi dan tentara junta di Semenanjung Sinai. Mereka menyatakan kemarahannya tak lama setelah dikudetanya Presiden Mursi. Mereka saat itu juga menegaskan akan membalas pembantaian yang dilakukan terhadap saudara-saudara mereka dari Ikhwanul Muslimin setelah peggulingan Presiden Mursi.

Sementara pemimpin Al-Qaidah Syaikh Dr Aiman al-Zawahiri yang juga berkebangsaan Mesir menuduh Amerika Serikat merencanakan dengan militer Mesir, para tokoh sekuler dan Kristen Mesir untuk menggulingkan presiden terpilih Mesir, Mohammad Mursi.

Tudingan itu dilontarkan Zawahiri dalam rekaman audio yang diposting di forum-forum Islam seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (3/8/2013), satu bulan setelah digulingkannya presiden dari Ikhwanul Muslimin itu.

Ikhwanul Muslimin sendiri menyatakan penggulingan Mursi merupakan kudeta, sementara penguasa Mesir saat ini menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok “teroris”.

Setelah pembunuhan jenderal Mesir itu, Anshar Baitul Maqdis yang mengklaim bekerjasama dengan sayap militer Hamas memperingatkan Jenderal Sisi, Kementerian Dalam Negeri dan para pembantunya bahwa mereka akan membalas penumpasan yang dilakukan terhadap para Islamis Mesir.

Di peradilan Mursi, yang diadakan di Akademi Kepolisian di Kairo, presiden terkudeta itu ditahan di dalam kurungan kaca dengan pengeras suara yang dikendalikan pengadilan untuk mencegahnya meneriakkan slogan-slogan anti Sisi seperti yang dia lakukan pada persidangan sebelumnya.

Kelompok Hak Asasi Manusia melihat perlakuan terhadap Mursi sebagai bagian dari penumpasan atas oposisi.

Mursi tetap menyatakan masih presiden sesungguhnya Mesir dan membentak hakim dengan bertanya, ”Siapa kamu? Tidak tahukah kamu siapa saya?” (AFP/Reuters/antara/salam-online)

Baca Juga
Baca Juga