Parah! Indonesia Mau Jadi Tuan Rumah Pameran Rokok
MEDAN (SALAM-ONLINE): Parah! Di tengah-tengah upaya kampanye bahayanya merokok, justru pemerintah Indonesia memberi izin penyelenggaraan pameran perdagangan rokok Intertabac Asia oleh pemerintah Kota Dortmun, Jerman, di Bali, 27-28 Februari 2014.
“Ini sangat kita sayangkan di tengah-tengah upaya kita terus mengkampanyekan bahaya rokok bagi kesehatan,” kata Koordinator Pengendalian Tembakau Yayasan Pusaka Indonesia OK Syahputra Harianda di Medan, Jumat (24/1).
Dengan pemberian izin pameran tersebut, kata Syahputra, negara melakukan pembiaran pengikisan kualitas generasi mendatang. Dengan kata lain, pemerintah Indonesia saat ini tidak peduli dengan kualitas generasi Indonesia di masa mendatang.
Syahputra mengatakan, Asia bukan hanya semakin membuka peluang bagi industri rokok dalam dan luar negeri, tetapi juga menjadikan Indonesia target utama untuk terus menjejalkan produk berbahaya ini. Ia melihat pintu pemasaran produk tembakau di lebih 90 persen negara di dunia sudah mulai ditutup. Karenanya, Indonesia menjadi target utama mereka dalam mempromosikan produk berbahaya seperti rokok ini.
“Industri rokok mampu menjual dan mempromosikan produk berbahaya mereka tanpa batas, bahkan mereka dapat menjual rokok kepada anak anak. Intertabac harus dihentikan,” serunya.
Indonesia negara yang “Ramah Rokok” dan sebagai pasar yang berkembang pesat untuk industri rokok, dan hampir tidak ada perlindungan hukum untuk melindungi penduduk dari jeratan industri rokok.
Peraturan yang lemah menyebabkan penjualan rokok terhadap anak-anak masih dilakukan industri rokok. Iklan rokok yang semakin massif menyebabkan meningkatnya prevalensi perokok anak berumur 13-15 tahun menjadi lebih dari 40 persen.
Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Bali seharusnya bisa menolak pameran rokok Intertabac Asia 2014 tersebut seperti ketika sebelumnya menolak World Tobacco Asia 2014 yang awalnya juga akan diselenggarakan di Bali. (antara)
salam-online